Bank Indonesia (BI) menilai meskipun dalam tahun politik, dunia usaha dan investor disebut tidak akan ragu dan memilih untuk menunggu bisa berkegiatan bisnis.
"Kami lihat kepercayaan diri investor baik di dalam maupun luar negeri itu terus tumbuh dan indikator sudah menunjukkan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perry menyebutkan pada kuartal III 2018 investasi di Indonesia bisa tumbuh 6,9%. Pertumbuhan yang baik ini bisa berlanjut di kisaran yang sama dan tidak terjadi perlambatan.
"Pada 2018 secara keseluruhan, investasi itu tumbuh hampir 7%," jelas dia.
Pada kuartal I 2019, bank sentral memprediksi jika investasi akan terus meningkat akibat naiknya permintaan domestik, baik sektor bangunan maupun non bangunan.
"Indikator lain, neraca modal di 2018 (neraca pembayaran) yang surplus," kata dia. Di kuartal IV, neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan 4,2 miliar dolar AS.
Selain itu, indeks pengeluaran konsumsi rumah tangga masih tetap tumbuh. Pada kuartal III 2018, konsumsi rumah tangga naik 5,2%, dan diperkirakan akan berlanjut tumbuh melebihi angka tersebut di kuartal IV 2018.
"Secara keseluruhan pertumbuhan konsumsi rumah tangga tinggi di atas lima persen itu menunjukkan kuatnya daya beli. Itu tentu saja didukung oleh peningkatan pendapatan dan terkendalinya inflasi yang terkait dengan pertumbuhan konsumsi," ujar dia. Pada 2019, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5-5,4 persen (yoy).
Tanah Air sedang menuju tahapan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden pada 17 April 2019. Masa Kampanye Pemilu sudah dimulai sejak Oktober 2018 dan saat ini sedang memasuki tahap debat antara kandidat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden.