Ketua Harian AFTECH Kuseryansyah menjelaskan tahun 2019 pertumbuhan fintech p2p diharapkan bisa lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 2018 yang mencapai 700%.
Dia menjelaskan hal ini karena adanya platform baru yang terdaftar di OJK dan beberapa platform yang mulai beroperasional secara penuh setelah melewati masa-masa awal konsolidasi atau persiapan operasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuseryansyah menjelaskan ada 58 platform yang sedang dalam proses mendaftarkan diri. "Tentunya kemungkinan besar akan menjadi pendatang baru di industri peer to peer lending tahun 2019," kata dia, Rabu (23/1/2019).
Kemudian, dengan semakin banyaknya fintech ini maka akan mendorong inklusi keuangan. Selain itu kolaborasi antar lembaga keuangan dengan p2p lending akan semakin giat diharapkan turut meningkatkan pertumbuhan sekaligus menjaga kesehatan industri.
"Kolaborasi antara p2p lending dengan e-commerce yang sudah dimulai di tahun sebelumnya akan semakin aktif tahun ini," imbuh dia.
Menurut dia, kolaborasi bisa semakin maksimal jika digital id atau yang menggunakan akses data dari dinas kependudukan dan catatan sipil (dukcapil) oleh p2p lending bisa dilakukan tahun ini. Hal ini membuat lebih efektif dan efisien karena menjangkau segmen unbank dan underserve society.
Selanjutnya, prospek penyaluran kredit fintech ini masih sangat besar karena kredit gap UMKM masih sangat tinggi, sehingga peluang ekspansi dari sisi demand masih terbuka lebar. Kemudian dengan dibuatnya pusat data p2p lending akan meningkatkan cofidence penyelangara p2p dalam melakukan seleksi peminjam di blacklist dan fraud akan terdeteksi sejak awal. (kil/dna)