Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting mengatakan bahwa informasi tersebut tidak benar. Pasalnya, surat utang yang dikabarkan akan diterbitkan merupakan data lama pada tahun 2009.
"Jadi berita tersebut adalah tidak benar dan menyesatkan," kata Lotto saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (28/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Pemerintah pada Maret 2009 menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam US$ sebesar 2 milyar US$ untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan APBN 2009.
- Pada saat itu tengah terjadi Asia Financial Crisis, di mana terjadi goncangan pada pasar keuangan dunia, yang mengakibatkan peningkatan cost of fund, yang tergambar pada meningkatnya yield SUN valas mencapai 11.625%.
- SUN valas tersebut akan akan jatuh tempo pada Maret 2019, dan itu yang diberitakan secara tidak benar seolah-olah SUN tersebut akan diperpanjang dengan tingkat yield yang sama.
- Saat ini saja yield SUN dalam US$ di pasar sekunder untuk tenor yang sama adalah sekitar 4.24%. Jadi jika SUN tersebut akan direfinancing, yield yang akan dipakai adalah rate saat ini, yaitu sekitar 4.24%, bukan 11.625%.
- adi berita tersebut adalah TIDAK BENAR dan MENYESATKAN.
Rizal Ramli Ikut Sebarkan Informasi soal Surat Utang
Ekonom senior Rizal Ramli sebelumnya menjadi salah satu pihak yang menyebarkan informasi penerbitan surat utang hingga US$ 2 miliar dengan imbal hasil 11,625%.
Kemudian, Rizal Ramli meluruskan informasi tersebut. Menurut pria yang dikenal sebagai 'Raja Kepret' ini bilang bahwa surat utang negara itu versi lama.
"Mohon maaf terjadi kesalahan... yield 11,625 % adalah surat utang lama RI. Bukan rencana surat utang baru yield utang terbaru Indonesia sekitar 8,5%, tetap lebih tinggi dari Vietnam yg hanya 5-6%," cuit Rizal lewat akun Twitternya, Jakarta, Senin (28/1/2019).
Sebelumnya, dalam pesan yang diterima detikFinance, Jakarta, Senin (28/1/2019), pesan tersebut memuat sebuah situs dan ditambahkan beberapa pesan. Pesannya sebagai berikut:
"Indonesia akan ngutang lagi $2 milyar dgn yield 11,625%, issued 4 Maret 2019. Yield tertinggi di kawasan, padahal Vietnam keluarkan surat utang hanya dgn yield 5%. Penguatan Rupiah didukung oleh peningkatan pinjaman dgn bunga super tinggi !! Kreditor pesta pora, rakyat semakin terbenani. Menkeu semakin ngawur," tulis pesan berantai tersebut.
(hek/fdl)