BI Buka Peluang Turunkan Bunga Acuan di Kuartal II-2019

Jakarta - Bank Indonesia (BI) hingga kini masih menahan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate di level 6%. Sudah 5 bulan, BI menahan suku bunga acuan di level itu.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara memberikan sinyal bahwa suku bunga acuan bisa saja diturunkan. Asalkan kondisi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kian membaik di kuartal II-2019.

"Intiya CAD itu kan angka kuartalan kan biasanya kuartal I rendah, kuartal II naik, seasonality-nya gitu. Kalau CAD kuartal I terkendali, kita lihat kuartal II bagaimana. The Fed kan juga gitu. lihat situasinya," ujarnya di Kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (2/4/2019).

Baca juga: 5 Bulan Bank Sentral Tahan Bunga Acuan

Mirza menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan CAD di kuartal II menurun. Salah satunya adalah pengendalian impor.

"Nantinya kalau pun turun kita pastikan tidak banyak. Kedua, kita harus pastikan bahwa pertumbuhan impor bisa dikendalikan," ujarnya.

Kemudian CAD diyakini bisa ditutupi dengan masuknya arus modal asing ke Indonesia. Dia yakin arus modal asing tahun ini bisa masuk sekitar US$ 20-26 miliar. Perkiraan Mirza itu berkaca dari tahun politik sebelumnya.

"2014 pada waktu itu selesai Pemilu situasi global saat itu cukup baik, kita terima inflow US$ 26 miliar dolar. Mudah-mudahan setelah pemilu nanti inflow yang masuk ke Indonesia jauh lebih bagus dari tahun lalu," tambahnya.

Baca juga: BI Yakin Arus Modal Asing Besar Masuk RI Pasca Pemilu

Mirza menjelaskan ada beberapa hal yang membuat arus modal asing masuk ke Indonesia begitu besar setelah pemilu. Pertama Bank Sentral AS The Fed yang sedikit jinak dalam menaikkan suku bunga acuan.

"Kedua, perundingan AS-China mudah-mudahan sudah ada titik temu. Ketiga, mudah-mudahan CAD kita terkontrol. Keempat mudah-mudahan setelah pemilu juga ketidakpastian terkait politik sudah hilang. Jadi ya dana-dana bisa masuk ke Indonesia lebih baik lagi dan itu kita pantau terus," tutupnya.

(das/ara)