Wakil ketua dewan komisioner OJK Nurhaida menjelaskan dalam beberapa waktu ke depan ada sejumlah tantangan yang akan dihadapi oleh perbankan di dunia. Karena itu, kata Nurhaida, bank harus menyesuaikan diri dan bertransformasi agar tetap bisa menarik pelanggan atau nasabahnya.
"Bank harus bertransformasi di era digitalisasi ini. Jika tidak, maka bank akan ketinggalan dan muncul bank-bank lain dengan proses digital," ujar Nurhaida dalam seminar Disruption and Banking for the future, di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (5/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, Nurhaida mengatakan ada layanan bank yang akan terdegradasi. Nah, layanan ini tentunya akan digantikan oleh lembaga keuangan baru.
Kemudian peran intermediasi bank akan hilang sama sekali jika hal-hal tersebut tak dilakukan. Karena itu, bank akan berhadapan dengan layanan financial technology (fintech).
"Bank dan fintech harus berkolaborasi karena kebutuhan untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia sangat besar. Masyarakat Indonesia itu banyak di 17 ribu pulau, untuk menjangkau mereka dibutuhkan teknologi, karena itu dibutuhkan kolaborasi," imbuh dia.
Nurhaida mencontohkan kolaborasi yang bisa dilakukan adalah seperti penyaluran kredit dalam hal ini peer to peer lending. Fintech peer to peer lending ini dalam kegiatannya tak bisa menghimpun dana, karena itu fintech peer to peer harus tetap menggandeng bank untuk melakukan operasional.