"Kerusuhan sudah tentu akan berdampak negatif terhadap pasar keuangan. Sentimen investor yang sedang negatif, akibat kondisi global semakin negatif," tutur Pieter Abdullah, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) kepada detikFinance, Rabu (22/5/2019).
Pieter juga menyinggung nilai rupiah yang semakin tertekan. Saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai Rp 14.523. Ia juga menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dibuka merah dan kondisi tersebut diprediksi terus bertahan apabila kisruh belum selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pieter mengatakan, kondisi ini akan cepat teratasi apabila demo usai. Jika kondisi meredam, ia yakin investor dapat menanam modalnya kembali di Indonesia.
"Dampak kerusuhan ini tidak akan besar kepada perekonomian bila cepat diatasi. Kalau semua sudah pulih besok maka dampaknya akan minim, rupiah bisa kembali menguat terbatas. Demikian juga dengan IHSG. Investor akan kembali confident untuk masuk berinvestasi," papar dia.
Namun, apabila demo tak kunjung usai, kondisi terus memanas maka hal ini dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap perekonomian Indonesia.
"Dampak negatifnya akan besar apabila kondisi ini berlarut-larut. Keyakinan investor akan semakin tergerus. Rupiah dan IHSG akan semakin terpuruk," terangnya.
Selain sektor keuangan, Pieter juga menyebutkan sektor ritel kena imbas dari demo 22 Mei ini. Kegiatan ekonomi masyarakat setempat pun terganggu.
"Dalam jangka pendek kerusuhan ini menyebabkan terhentinya kegiatan ekonomi warga yang terdampak. Toko-toko di Pasar Tanah Abang tutup beberapa kantor tutup. Pastinya ada kerugian yang mereka alami karena transaksi yang seharusnya terjadi sekarang tidak bisa diwujudkan karena mereka tutup," jelas Pieter.
Lihat video Nasib Rupiah di Tengah Demo Tolak Hasil Pilpres: