Ketua Umum AAJI Budi Tampubolon menjelaskan pada kuartal I 2019 jumlah agen asuransi 595.192 orang tumbuh 0,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 592.913 orang.
"Penurunan jumlah agen itu penyebabnya banyak. Kan tiap perusahaan punya catatan masing-masing yang tidak disampaikan ke AAJI," kata Budi dalam konferensi pers di Rumah AAJI, Jakarta, Selasa (23/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi agen lama dikasih target untuk kejar premi, tapi mereka tidak buka rekrutmen baru. Atau tidak lewat agency," jelas dia.
Menurut Togar, perkembangan teknologi yakni penjualan asuransi melalui channel digital seperti financial technology (fintech) tidak mempengaruhi jumlah agen asuransi. Pasalnya dalam memasarkan asuransi, calon nasabah harus berinteraksi dengan agen agar bisa mendapatkan informasi yang jelas.
Togar mengungkapkan, saat ini memang di industri asuransi masih banyak masalah. Misalnya kasus pembayaran klaim yang sulit dilakukan.
Hal tersebut terjadi karena nasabahnya tidak memenuhi syarat dengan benar. Contohnya, ada nasabah yang memalsukan usia agar mendapatkan premi lebih murah.
"Kita sebagai asosiasi tidak setuju kalau klaim tidak dibayar. Kedua pihak, nasabah dan perusahaan harus sesuai ketentuan. Dari data AAJI 97% klaim selalu dibayar," ujar dia.
Dia mengungkapkan memang saat ini dalam bisnis asuransi pasti ada oknum nakal yang mengganggu operasional.
"Nasabah, agen dan perusahaan nakal itu ada semuanya. Pasti ada, tidak mungkin tidak ada," kata dia.
(kil/hns)