Bos OJK Optimistis Jiwasraya Bisa Bayar Tunggakan Polis

Bos OJK Optimistis Jiwasraya Bisa Bayar Tunggakan Polis

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 30 Jul 2019 22:00 WIB
Wimboh Santoso Ketua Dewan Komisioner OJK/Foto: Hendra Kusuma
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan penanganan masalah keuangan yang dialami PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sudah mulai dilakukan oleh Kementerian BUMN sebagai pemegang saham.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, penyelamatan Jiwasraya penting karena perseroan memiliki itikad baik untuk melunasi tunggakannya kepada para nasabah.

"Karena Jiwasraya ini mempunyai good will yang cukup tinggi untuk handle nasabah-nasabah asuransi yang sudah puluhan tahun," kata Wimboh di gedung BI, Jakarta, Selasa (30/7/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Wimboh, market asuransi yang dimiliki Jiwasraya menjadi salah satu modal Kementerian BUMN untuk segera menyelamatkan masalah keuangannya. Adapun, salah satu yang dilakukan adalah dengan restrukturisasi.

"Jadi dengan bisnis market yang besar sehingga inilah sebagai modal utama untuk melakukan restrukturisasi Jiwasraya, arahnya restrukturisasi ini sedang diproses di Kementerian BUMN," jelas dia.

Wimboh mengungkapkan, restrukturisasi yang harus dilakukan Kementerian BUMN terhadap Jiwasraya mulai dari internal organisasi, bisnis proses, proses investasi, efisiensi.

"Ya pelajaran yang bisa dipetik dari sebelumnya untuk bisnis perbaikan ke depannya itu dulu yang penting. Kalau itu sudah tinggal bisnisnya bisa menyesuaikan," kata Wimboh.

Sebelumnya, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) buka-bukaan kepada kepada Komisi VI DPR RI terkait tunggakan polis. Manajemen yang saat ini mengakui salah satu penyebab tunggakan polis adalah lemahnya pengawasan.


Dalam bahan paparan yang disiapkan manajemen Jiwasraya ketika Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI. Bahan itu menjelaskan terkait penyebab perusahaan tak mampu membayar premi hingga Rp 802 miliar.

Tunggakan premi itu berasal dari produk saving plan yang dikeluarkan perusahaan pada 2013. Sayangnya ada permasalahan dari penempatan dana produk tersebut di portofolio investasi.


(hek/dna)

Hide Ads