Langkah ini dilakukan setelah suku bunga pinjaman semalam naik menyentuh level 5% pada Senin malam waktu setempat. Tingkat bunga tersebut naik 2,29% dibandingkan akhir pekan lalu. Kemudian pada Selasa kembali naik menjadi 10%.
Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, The Fed pada hari Rabu waktu setempat kembali menggelontorkan dana sebesar US$ 75 miliar setelah menyuntikkan US$ 53 miliar Selasa kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terhitung sudah dua hari berturut-turut, The Fed menjalankan operasi repo semalam. Operasi Repurchase Agreement (REPO) sendiri merupakan proses di mana bank sentral berupaya mengurangi tekanan di pasar dengan membeli obligasi dan surat berharga lainnya. Tindakan tersebut merupakan upaya The Fed untuk meredam tekanan.
Mengutip CNN, Kamis (19/9/2019), Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa operasi ini berjalan efektif dalam mengurangi tekanan pasar.
Namun, fakta bahwa The Fed menyuntikkan dana US$ 128 miliar dalam dua hari berturut-turut, menunjukkan bahwa muncul celah di Wall Street. Hal ini juga The Fed mulai kehilangan kendali atas suku bunga jangka pendek yang seharusnya dikendalikan olehnya.
Menanggapi hal tersebut, Powell mengakui adanya tekanan tinggi di pasar, tetapi dia menyatakan keyakinannya bahwa ini tidak akan berdampak pada ekonomi.
"Meskipun masalah ini penting untuk fungsi pasar dan pelaku pasar, mereka tidak memiliki implikasi bagi ekonomi atau sikap kebijakan moneter," Jelas Powell.
(ara/ara)