Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman mengatakan pemilihan kota Palembang sebagai kota ketiga pergelaran InFest 2019 ini karena melihat potensi generasi anak muda kota Palembang sebagai penggerak ekonomi bangsa yang terbuka terhadap tantangan, terutama pada dunia ekonomi dan entrepreneurship.
"Tema ini dipilih untuk mendefinisikan anak muda Palembang menjadi generasi masa kini, yang mendedikasikan diri untuk selalu dapat relevan dalam konteks kreativitas dan strategi pengelolaan risiko keuangan," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (10/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Talkshow 'Yang Muda Yang Bicara' InFest 2019 di Palembang sama dengan acara-acara di kota sebelumnya yang dikemas dengan santai. Acara ini menghadirkan pembicara dari DJPPR antara lain Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman, Direktur Strategi dan Portfolio Pembiayaan Riko Amir, dan Kepala Subdirektorat Pengembangan Pasar SUN Hendi Mufti S.
Selain itu hadir juga Modest Fashion Designer, Jenahara Nasution sebagai pembicara dengan topik Mandiri dan Berkreasi serta Ken Handersen (Founder Gatherich) membahas tentang 'Melek Finansial dan Investasi'.
"Dengan diadakannya InFest 2019 di Palembang ini, diharapkan para anak muda juga diajak untuk berani berinovasi sejak dari pikiran, agar dapat menghadapi tantangan dengan menjadi mandiri secara kreasi dan melek investasi," harapnya.
InFest juga memberikan pemahaman mengenai pengelolaan APBN yang dilakukan Pemerintah dan bagaimana Pembiayaan APBN dimanfaatkan secara produktif untuk memberikan manfaat bagi pelaku usaha dan pegiat industri kreatif di tanah air. Pembiayaan APBN juga dapat menjadi pilihan instrumen investasi yang menarik, menguntungkan dan membanggakan bagi masyarakat dari semua generasi dan profesi.
Dengan adanya InFest ini diharapkan dapat memperluas basis investor dalam mendukung terbangunnya iklim investasi di Indonesia khususnya bagi generasi muda.
(prf/hns)