Dalam keterangan resmi BI disebutkan jika pertumbuhan utang luar negeri terjadi karena meningkatnya ULN pemerintah di tengah perlambatan ULN swasta.
ULN pemerintah kuartal III 2019 tercatat US$ 194,4 miliar sekitar Rp 2.741 triliun atau tumbuh 10,3% meningkat dari 9,1% pada kuartal sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlambatan ULN swasta ini disebabkan oleh penurunan ULN bank," tulis keterangan resmi BI dikutip Jumat, (15/11/2019).
Disebutkan secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian. Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,4%.
BI menyebut struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. "Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan III 2019 sebesar 36,3%, membaik dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya," tulisnya.
Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 88,1% dari total ULN. Dalam rangka menjaga struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
(kil/zlf)