Deputy General Manager Divisi Pengelolaan Jaringan BNI, Giri Dwi Susanto mengatakan, saat ini BNI tak akan menambah kantor cabang maupun kasnya, serta mesin ATM.
"Kantor cabang dan ATM kita batasi. Kita mau mengoptimalkan yang ada. Karena nasabah kini cenderung memanfaatkan sarana digital. Jadi yang ada saat ini tidak ditambah atau pun tidak dikurangi," kata Giri di Wisma BNI, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, BNI akan memaksimalkan penambahan mesin BNI Sonic yakni mesin pembukaan rekening secara digital, dan juga mesin setor dan tarik tunai atau cash recycle machine (CRM). Untuk mesin BNI Sonic sendiri saat ini berjumlah 125 mesin yang sebagian besar di Jakarta, serta 1.774 mesin CRM.
"Kalau BNI Sonic dilihat berfungsi maksimal maka kita akan bertambah lagi. Begitu juga dengan CRM akan bertambah," imbuh Giri.
Saat itu, total rekening yang dibuka melalui BNI Sonic sendiri sudah mencapai 12.900 rekening dengan total saldo per 16 Desember sekitar Rp 32 miliar.
"Rekening yang sudah buka atau number of account (NoA) 12.900, sedangkan saldonya ada Rp 32 miliar per 16 Desember," sebut Giri.
Sementara itu, Deputy General Manager Divisi Operasional BNI Feri Fariansis mengatakan, untuk transaksi mobile banking BNI tahun 2017 ke 2018 tumbuh sebesar 268%. Sedangkan, pada tahun 2018 ke 2019 per November 2019 tumbuhnya sekitar 104%.
"Secara persentase pertumbuhan transaksi mobile banking tahun 2017 ke 2018 setahun itu tumbuhnya 268%. Sedangkan 2018-2019 sampai data November tumbuhnya 104%," papar Feri.
Baca juga: BI Diprediksi Tahan Bunga Acuan di 5% |
Menurut Feri, penurunan angka pertumbuhan transaksi via mobile banking di tahun 2018 dan tahun 2019 dikarenakan nasabah BNI sebagian besar sudah memiliki mobile banking.
"Karena booming-nya itu 2017. Sekarang rata-rata sudah punya semua. Kalau sekarang sudah aktif, sudah terbiasa, trennya sudah m-banking," tutup Feri.
Adapun jumlah pengguna mobile banking BNI per September 2019 tercatat sekitar 4,3 juta user.
(das/das)