Penyaluran Kredit Makin Lambat, Ini Penyebabnya

Penyaluran Kredit Makin Lambat, Ini Penyebabnya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 19 Des 2019 16:58 WIB
Foto: Agung Pambudhy. Penyaluran Kredit Makin Lambat, Ini Penyebabnya
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan 2019 sebesar 6,53%. Angka ini lebih rendah dibandingkan dibandingkan realisasi periode bulan sebelumnya 7,89%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan hal ini disebabkan oleh permintaan kredit korporasi yang belum kuat. Kemudian pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada Oktober 2019 tercatat 6,29% secara tahunan, menurun dibandingkan periode September 2019 7,47%.

"Dengan mempertimbangkan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit perbankan 2019 diprakirakan sekitar 8% dan ditopang oleh pertumbuhan DPK juga sekitar 8%," kata Perry dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (19/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pada 2020, pertumbuhan kredit dan pertumbuhan DPK diprakirakan membaik masing-masing dalam kisaran 10-12% dan 8-10% sejalan dengan prospek peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Ke depan, Bank Indonesia tetap menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif dan memperkuat koordinasi dengan otoritas terkait sehingga dapat tetap menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong fungsi intermediasi perbankan.

Dia mengungkapkan transmisi pelonggaran kebijakan moneter tetap berjalan dengan kecukupan likuiditas perbankan yang terjaga. Likuiditas di pasar uang dan perbankan tetap memadai, tercermin pada rerata harian volume PUAB pada November 2019 tetap tinggi sebesar Rp17,96 triliun serta rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tetap besar yakni 18,44% pada Oktober 2019.

"Transmisi suku bunga di pasar uang berjalan cukup baik, tercermin pada penurunan suku bunga PUAB tenor 1 minggu sebesar 115 bps menjadi 5,03% dan suku bunga JIBOR tenor 1 minggu sebesar 119 bps menjadi 5,05% sejak Juli 2019," ujar dia.


Menurut Perry, transmisi suku bunga perbankan berlanjut, meskipun belum optimal. Rerata tertimbang suku bunga deposito pada November 2019 tercatat 6,32%, turun 51 bps sejak akhir Juni 2019 sebelum BI7DRR mulai diturunkan di bulan Juli 2019.

Suku bunga kredit modal kerja turun 18 bps sejak Juni 2019 atau 32 bps sejak Januari 2019 menjadi 10,24% pada November 2019. Penurunan suku bunga perbankan juga diikuti oleh penurunan yield obligasi korporasi dan yield SBN 1 tahun masing-masing 73 bps dan 125 bps sejak Juli 2019.

Sementara itu, pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2) pada Oktober 2019 bergerak sejalan dengan pola pertumbuhan ekonomi yakni masing-masing 6,63% (yoy) dan 6,34% (yoy). Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi di pasar uang, serta memperkuat transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.


(kil/das)

Hide Ads