Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan saat ini Jiwasraya memiliki total aset Rp 23,26 triliun. Dari total aset itu, 52,2% di antaranya berupa aset finansial seperti saham yang tidak likuid.
Kemudian, Jiwasraya memiliki total utang (liabilitas) sebesar Rp 50,5 triliun yang di dalamnya sebesar Rp 15,7 triliun adalah liabilitas dari produk JS Saving Plan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebutnya, pertama, saham anak usaha Jiwasraya yakni Jiwasraya Putra akan dilepas. Dari situ, maka akan mendapatkan dana segar sebesar Rp 3 triliun.
Lalu, Jiwasraya akan mendapatkan suntikan modal dari holding asuransi. Arya sendiri belum merinci secara detail, namun dari sini Jiwasraya bisa mendapatkan dana Rp 8 triliun.
"Kedua, holding asuransi sebesar Rp 2 triliun per tahun, selama 4 tahun Rp 8 triliun," katanya.
Tidak hanya itu, Jiwasraya akan melepas aset finansial berupa saham-saham yang tidak likuid. Dari penjualan ini diperkirakan akan memperoleh dana sebesar Rp 5,6 triliun.
"Hasil penjualan aset finansialnya yang saham, yang saat ini under value diharapkan dapat dilakukan penjualan sebesar mencapai Rp 5,6 triliun," tutupnya.
Soal Saham Gorengan
Selain itu, Arya juga merespons pernyataan direksi lama Jiwasraya yang tak menempatkan dana kelolanya di saham-saham unggulan lapis pertama alias blue chip. Menurutnya, hal itu merupakan sesuatu yang lucu.
"Kedua, ini lebih lucu lagi, dia bilang apa, bahwa dia tanam saham di saham-saham yang nggak bisa yang bagus. Karena dikit kalau saham bagus," katanya.
Menurutnya, dengan menghindari saham blue chip berarti manajemen lama sama saja mengakui investasi di saham-saham gorengan.
"Kenapa dia nggak beli saham blue chip, karena kalau beli saham blue chip lebih sedikit yang dia beli, berarti dia mengakui bahwa dia beli saham yang memang gorengan," paparnya.
Di samping itu, Arya juga menyinggung pernyataan Politikus Demokrat Andi Arief terkait investasi Jiwasraya di perusahaan milik Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kemudian yang perlu, tapi memang dataya saya cari terus, meluruskan, mengenai saham yang dia bilang invest sahamnya perusahaan publik Pak Erick Thohir. Dia itu ambil saham di market, kalau dia beli market dia bebas kapan beli kapan jual bukan invest gimana, enggak," paparnya.
(ara/ara)