Dengan demikian, maka Muzakki atau pemberi zakat bisa dengan mudah menyalurkan infak dan sedekah.
Peresmian dilakukan Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat, Wahyu Purnama dan Wakil Walikota Padang, Hendri Septa.
"Kita mulai dari Masjid Raya Sumatera Barat, dan diharapkan bisa menyebar ke seluruh masjid yang ada di Sumatera Barat. Kotak infaknya tetap jalan, tapi QRIS juga jalan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat, Wahyu Purnama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
QRIS merupakan standarisasi metode pembayaran digital yang diluncurkan bersamaan dengan peringatan HUT RI-74 tahun lalu, dan secara resmi diterapkan secara nasional sejak 1 Januari 2020.
Menurut Wahyu, sistem pembayaran non-tunai sudah dimulai sejak 2018. Beberapa inovasi pembayaran transaksi non tunai tersebut dalam menyongsong terwujudnya ekonomi digital
.
"Kehadiran QRIS ini bertujuan agar satu kode QR bisa dipindai oleh berbagai layanan pembayaran. Dengan begitu, pedagang tak perlu lagi menyediakan banyak kode QR untuk dipindai oleh layanan pembayaran tertentu," kata dia.
"Dengan penggunaan QRIS ini, maka semakin memudahkan seseorang untuk beramal ibadah," tambah Wahyu.
Kehadiran QRIS ini disambut baik Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat.
"Alangkah mudahnya sekarang orang untuk beramal, karena ada aplikasi yang mendukung," kata Gusrizal.
"Dengan aplikasi dan kemajuan teknologi, orang sudah tak lagi antri dalam membayar zakat. Harapannya tentu saja, harusnya tidak ada lagi yang antri saat menerima zakat," kata dia lagi.
Hal yang sama juga disebut Gubernur Irwan Prayitno. Menurutnya, program digitalisasi merupakan suatu kewajiban untuk peningkatan pelayanan
"Bagus, karena dari BI yang memberikan fasilitas kepada kita masyarakat untuk bertransaksi zakat. Dengan Cashless seperti ini kita bisa lebih nyaman, aman, praktis dan tak perlu bawa uang tunai," kata Irwan.
(hns/hns)