Wimboh menjelaskan bahwa industri perbankan RI, semenjak direformasi pada tahun 2000-2005 belum mampu menjadi pemain utama di ASEAN.
"Ternyata perbankan kita setelah kita lihat dibandingkan dengan perbankan di kawasan ASEAN belum menjadi liga utama. Nah ada apa? sekian puluh tahun kok belum menjadi kaliber liga utama?" kata Wimboh kepada Tim Blak-blakan detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: OJK Mau Perbaiki Citra Pasar Modal Indonesia |
"Menggugah kita untuk melihat kembali bagaimana ini, kebijakan yang perlu dilakukan supaya perbankan kita skalanya itu besar dan kompetitif, sehingga bisa memberikan servis yang optimal kepada masyarakat dan pengusaha," terangnya.
Menurutnya reformasi industri perbankan harus dilakukan agar pembangunan yang dilakukan Indonesia tak bergantung pada pembiayaan dari luar negeri.
"Jangan sampai kita butuh pembiayaan yang gede untuk infrastruktur, pembiayaan refinery (kilang minyak), perbankan kita size-nya terlalu kecil untuk itu sehingga kita harus mencari investor dari luar. Tapi nggak apa-apa lah, itu harus kita lakukan sekarang," terangnya.
Saat ini, pihaknya sedang menyiapkan langkah-langkah untuk membuat perbankan Indonesia menjadi lebih besar dan kompetitif di lingkup ASEAN. Itu akan dituangkan ke dalam masterplan jasa keuangan 2020-2024.
"Di antaranya adalah berkaitan dengan bagaimana meningkatkan skala ekonomi lembaga keuangan kita ya. Bukan hanya perbankan, termasuk lembaga keuangan non bank," tambahnya.
(toy/zlf)