Jakarta -
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pengembalian uang nasabah Jiwasraya diprioritaskan kepada pensiunan dan masyarakat menengah bawah terlebih dahulu, mengingat uang nasabah akan dibayar secara bertahap alias dicicil.
"Sesuai janji Presiden (Jokowi) dan Pak Erick (Menteri BUMN) bahwa kita memastikan polis tradisional yang masyarakat menengah bawah itu kita utamakan dulu ya," kata dia ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2).
Pemerintah punya alasan mengapa nasabah Jiwasraya kategori tradisional diutamakan ketimbang nasabah lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita utamakan yang tradisional polis dulu karena kita tahu tradisional polis dari sisi ekonomi mereka lebih berat jadi kita utamakan di situ," sebutnya.
"Dan kita juga akan yang kita utamakan juga sebenarnya kan polis-polis tradisional karena kan kita tahu polis tradisional pemiliknya kan para pensiunan, para pegawai," tambahnya.
Tapi pemerintah sebisa mungkin untuk mendorong Jiwasraya agar bisa mencicil dana JS saving plan dalam waktu yang bersamaan dengan nasabah tradisional.
"Jadi dalam batch pertama, pembayaran kita utamakan dulu untuk pembayaran polis-polis tradisional. Dan nantinya kita harapkan polis tradisional ini bisa kita sehatkan ke depan. JS saving plan memang kita rencanakan bayar bertahap," tambahnya.
Kementerian BUMN juga menyiapkan strategi agar kejadian serupa tak terulang.
Menteri BUMN Erick Thohir telah melantik beberapa pejabat baru di lingkungan kementerian, salah satunya adalah Nawal Nely sebagai Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko.
Melalui keterlibatan figur tersebut, diharapkan tidak ada lagi masalah keuangan seperti yang terjadi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Risiko keuangan seperti yang dialami Krakatau Steel (Persero) Tbk pun diharapkan bisa dicegah dengan adanya deputi baru.
"Seperti kita sampaikan, kita ingin bahwa BUMN benar-benar bertransformasi, di mana transparansi dan integritas laporan keuangan serta risiko keuangan ke depan bisa kita manage dengan baik, supaya tidak ada kejadian-kejadian seperti Jiwasraya atau Krakatau Steel lagi ke depan," kata Tiko.
"Dengan deputi yang baru ini Kementerian BUMN akan lebih dalam, dalam melihat laporan keuangan dan memastikan bahwa ada early warningsystem dari laporan keuangan yang membuat kita bisa memastikan bahwa seluruh perusahaan kita sehat dan sustainable," lanjutnya.
Holding asuransi yang tengah dipersiapkan oleh kementerian juga diharapkan membantu perusahaan asuransi pelat merah tidak lagi berinvestasi di saham gorengan seperti yang dilakukan Jiwasraya.
Kementerian BUMN berharap nantinya holding asuransi mampu memperkuat transformasi, terutama dari sisi keuangan, manajemen risiko, hingga pengelolaan investasi oleh perusahaan asuransi pelat merah.
"Dan juga pengelolaan dari produk-produk dan aktuarianya, supaya ke depan tidak terulang lagi produk seperti JS saving plan, supaya tidak terulang lagi investasi-investasi ke saham-saham gorengan," kata Tiko.
Dia menjelaskan bahwa holding ini akan memiliki fungsi untuk memantau tiap-tiap perusahaan asuransi pelat merah.
"Itu nanti akan dipantau dan ada kebijakan yang akan diatur oleh holding. Jadi di holding ini nanti ada fungsi untuk portofolio investment, kemudian ada fungsi manajemen risiko, dan kepatuhan sehingga nanti kita bisa menghindari terjadinya masalah seperti (Jiwasraya) ini," jelasnya.
Namun menurutnya, holding ini tidak hanya terkait masalah Jiwasraya. Menurutnya ada banyak perusahaan asuransi milik negara, termasuk anak perusahaannya. Pihaknya ingin ada transformasi secara menyeluruh.
"Dan juga kita ingin transformasi bisnis asuransi ke depan juga makin baik. Kita juga bisa membangun asuransi BUMN yang bisa bersaing dengan asuransi-asuransi asing dan sebagainya," tambahnya.
Simak Video "Video: Kejagung Ungkap Cara Jiwasraya Manipulasi Kerugian"
[Gambas:Video 20detik]