BCA Cetak Laba Bersih Rp 28,6 T Sepanjang 2019

BCA Cetak Laba Bersih Rp 28,6 T Sepanjang 2019

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 20 Feb 2020 18:55 WIB
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja

Jahja Setiaatmadja (59 tahun) menjabat sebagai Presiden Direktur BCA sejak tanggal 17 Juni 2011. Beliau bertanggung jawab atas Koordinasi Umum serta membawahi Divisi Audit InternaI dan Sekretariat Perusahaan. Sebelumnya beIiau menjabat sebagai WakiI Presiden Direktur BCA (2005-2011) dengan tanggung jawab terakhir atas bisnis Perbankan Cabang, Divisi Tresuri, Divisi Perbankan Internasional, dan kantor-kantor perwakilan di Iuar negeri. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur BCA (1999-2005) serta memangku berbagai jabatan manajerial di BCA sejak tahun 1990. Sebelum bergabung dengan BCA, beliau menjabat sebagai Direktur Keuangan pada perusahaan otomotif Indonesia terkemuka, Indomobil (1989 1990). Beliau memangku berbagai jabatan manajerial pada perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, Kalbe Farma (1 980 1989) dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Keuangan. Beliau memulai karir di tahun 1979 sebagai akuntan pada perusahaan akuntan (PriceWaterhouse). Beliau memperoleh gelar sarjana daIam bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia.
Foto: Ari Saputra
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sepanjang 2019 mencatat perolehan laba bersih Rp 28,6 triliun tumbuh 10,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan kenaikan laba sebelum provisi dan pajak penghasilan (PPOP) sebesar 15,5% ditopang oleh laba operasional sebesar 13,6%.

"BCA mempertahankan keunggulan bisnisnya dalam perbankan transaksi dan penyaluran kredit, sehingga dana giro dan tabungan (CASA) mencapai Rp532,0 triliun atau tumbuh 9,95% dan total kredit menjadi Rp603,7 triliun atau meningkat 9,5%," kata Jahja dalam keterangan resmi, Kamis (20/2/2020).

Dia mengungkapkan pertumbuhan kredit BCA terdiri dari korporasi sebesar Rp 236,9 triliun atau tumbuh 11,1%. Kemudian kredit komersial dan SME Rp 202,9 triliun tumbuh 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kredit konsumer Rp 158,3 triliun tumbuh 4,3%, segmen KPR Rp 93,7 triliun tumbuh 6,5%, Kredit Kendaraan Bermotor Rp 47,6 triliun tumbuh 1,1% dan outstanding kartu kredit Rp 14,1 triliun tumbuh 9,4%.

"Pertumbuhan kredit BCA yang berkelanjutan dapat tercapai berkat kualitas kredit yang terjaga melalui penerapan prinsip kehati-hatian secara konsisten. NPL tercatat pada level 1,3% pada Desember 2019, dibandingkan 1,4% pada tahun sebelumnya," jelas dia.

Rasio dana murah BCA tercatat Rp 532 triliun tumbuh 9,9% dan berkontribusi sebesar 75,5% dari total dana pihak ketiga pada Desember 2019.

Jumlah rekening dana pihak ketiga juga menunjukkan tren peningkatan, sebesar 14,2% dan hampir mencapai 22 juta rekening pada akhir 2019 melalui layanan pembukaan rekening online maupun di cabang.

Sementara itu, deposito mengalami pertumbuhan sebesar 14,4%, mencapai Rp172,8 triliun. Pada akhir tahun, total dana pihak ketiga tumbuh sebesar 11,0% menjadi Rp704,8 triliun.

Peningkatan beban operasional juga diimbangi oleh pertumbuhan pendapatan operasional.

Di sisi pendapatan, BCA membukukan pertumbuhan pendapatan operasional sebesar 13,6% menjadi Rp71,6 triliun, didukung oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 12,1% menjadi Rp50,8 triliun dan pertumbuhan pendapatan operasional lainnya sebesar 17,5% menjadi Rp20,8 triliun.

Sedangkan di sisi biaya, beban operasional meningkat 11,2% menjadi Rp30,7 triliun, sehingga rasio cost to income (CIR) terkelola dengan baik dan tercatat sebesar 43,7% (FY18: 44,3%).

Rasio kecukupan modal (CAR) dan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat pada level yang sehat masing-masing sebesar 23,8% dan 80,5%. Rasio pengembalian terhadap aset (ROA) tercatat sebesar 4,0% sementara rasio pengembalian terhadap ekuitas (ROE) sebesar 18,0%.


(kil/dna)

Hide Ads