Gagal Bayar, Ini Cara Koperasi Indosurya Gaet Nasabah Bank

Gagal Bayar, Ini Cara Koperasi Indosurya Gaet Nasabah Bank

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 13 Apr 2020 16:53 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Koperasi Simpan Pinjam Indosurya Cipta mengalami gagal bayar dana nasabahnya. Padahal dana kelolaan koperasi ini mencapai Rp 10 triliun pada 2018.

Koperasi yang akrab dengan nama Indosurya Simpan Pinjam (ISP) diketahui memang memiliki nasabah anggota yang tidak sama dengan koperasi pada umumnya. Rata-rata anggota simpan ISP merupakan masyarakat kelas atas yang menempatkan dananya tidak sedikit.

"Koperasi kan segmennya menengah ke bawah. Tapi ini kita segmennya nasabah perbankan. Karyawan yang dipekerjakan juga profesional dari bank semua. Saya eks bank asing. Kita karyawan menarik dana (nasabah) dari bank, rata-rata kita tarik dana Rp 500 juta ke atas loh," kata sumber detikcom yang juga mantan pegawai ISP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas mengapa orang-orang berduit itu mau memindahkan uangnya dari bank ke sebuah koperasi?

ISP sendiri memiliki sederet produk funding. Menurut data toolkit funding ISP, ada 11 proudk funding yang terdiri dari 8 produk bersifat tabungan dan 3 produk bersifat deposito berjangka.

ADVERTISEMENT

Ambil contoh salah satu produk bersifat deposito berjangka milik ISP yang bernama Simpanan Berjangka. Produk ini menawarkan investasi dengan minimal penempatan dana Rp 50 juta, sama dengan rata-rata deposito berjangka perbankan.

Produk ini juga memiliki tenor yang sama dengan deposito berjangka perbankan yakni 1 bulan sampai 24 bulan. Namun dari sisi bunga, produk ISP menawarkan lebih besar yakni 5-10%, ketimbang deposito berjangka bank 4-7%.

Tak hanya itu, produk ISP ini lebih menarik lantaran pajak bunganya hanya 10%. Sementara menurut toolkit ini pajak bunga deposito berjangka 20%.

Namun tertera bahwa penjaminan produk Simpanan Berjangka hanya berdasarkan kredibilitas ISP dan Indosurya Group. Sementara deposito berjangka bank dijamin LPS.

Dengan penawaran itu terbukti cukup banyak nasabah yang mau menempatkan uangnya di ISP. Bahkan jumlah dana simpanan pada 2018 saja mencapai Rp 10 triliun. Sementara sebagai koperasi, ISP hanya boleh menyalurkan dana untuk kegiatan usaha yang rata-rata merupakan UKM.




(das/fdl)

Hide Ads