Maryati (49) merupakan satu-satunya agen bank yang ada di Pulau Lae-lae. Pulau yang sebenarnya dekat dengan pusat Kota Makassar dan dapat ditempuh dengan kapal nelayan sekitar 10 hingga 15 menit dari dermaga Kayo Bangkoa atau pelabuhan Fort Rotterdam.
Ia bercerita harus ke dermaga atau pesisir sambil membawa alat electronic data capture (EDC) agar transaksi pengiriman uang maupun pembayaran lainnya bisa berhasil. Sebab jika dilakukan dari rumahnya yang berjarak kurang lebih 50 meter dari sisi pulau, sinyal susah didapat.
"Malam baru ada listrik. Kalau saya ada genset sendiri (untuk listrik siang), kalau malam pakai PLN. Di sini satu kelurahan, satu desa, dan masuk Kota makassar. Untuk sekolah cuma ada SD dan SMP," ujar Maryati kepada detikcom beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain jadi agen BRILink, ia juga punya usaha mengelola hasil laut dan bank sampah. Kata Maryati, sebagian besar warga pulau padat dan kecil ini merupakan nelayan. Ia juga mengatakan warga sering menggunakan jasanya untuk berbagai transaksi.
Dari pengiriman uang, belanja online, bayar listrik, tarik tunai, dan lainnya. Tak jarang ia menalangi terlebih dulu misalnya saat ada salah satu warga yang telat membayar listrik.
"Transfer uang buat pendidikan anaknya, belanja online, buat keluarga. ABK kalau misal di sini satu kapal itu 6 anggota, dari Baubau, dari Selayar, dari Kupang, kalau mereka baru dikasih uang sama juragan, mereka ke saya buat ditransfer uang buat keluarganya," ujarnya mencontohkan.
"Transaksi listrik banyak di sini, apalagi kalau tanggal sudah mau habis. Nelayan kalau belum ada uangnya ke sini dulu, minta dibayarkan, biar nggak ditagih, masih ada beberapa yang belum bayar," imbuhnya.
Maryati berharap saat rencana Pulau Lae-lae nyala listrik 24 jam terealisasi, dibarengi juga dengan adanya jaringan sinyal hingga disediakannya ATM oleh pihak bank. Alhasil warga semakin mudah dalam hal transaksi keuangan.
![]() |
Lebih lanjut Maryati menjelaskan saat hendak menabung atau menyetor uang tunai dari hasil transaksi warga, ia tinggal menelpon Mantri BANK BRI Unit Mariso untuk datang. Sebab kini, kata Maryati, menabung tidak perlu harus ke bank, tetapi juga bisa dilakukan dari rumah. Hal ini juga berimbas meminimalisir waktu hingga pengeluaran ongkos tambahan.
"Kalau saya menabung seminggu tiga kali. Misalnya saya menabung hari Minggu, hari Rabu saya telepon lagi (Mantrinya), hari Kamis, biasa juga hari Jumat saya telepon," ujarnya.
"Dari orang transaksi tidak ditabung semuanya, karena saya harus simpan juga uang cash selain kasih masuk di tabungan. Simpan uang untuk penarikan. Kan saya orang mau menarik harus kita kasih uang cashnya," jelasnya.
AMPM BANK BRI KC Makassar Somba Opu, Isaskar Iwan mengatakan setiap Mantri memang dibekali aplikasi BRISPOT Mikro yang dengan salah satu fiturnya, pick up transaction, memungkinkan melayani transaksi nasabah di luar bank. Ini untuk mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi maupun Mantri dalam melakukan tugasnya.
Para Manti berperan dalam pendayagunaan BRISPOT Mikro untuk pemasaran, pemrosesan permodalan, simpanan hingga monitoring portfolio. Lalu ikut pendampingan dan pembinaan bisnis sebagai financial advisor di daerahnya serta pemberdayaan sektor UMKM termasuk Agen BRILink.
Dijelaskannya, sebagai solusi digitalisasi layanan finansial terintegrasi, BRISPOT Mikro ingin membantu pedagang dan UMKM seperti Maryati, dengan adanya proses cash pickup transaction, pinjaman, hingga adanya monitoring dari Mantri pada nasabah sektor UMKM. Selain itu, adanya aplikasi ini juga mempermudah pemutus misalnya dalam memutuskan kredit calon nasabah.
"Sangat membantu di mana Mantri dalam melayani nasabah, terkait dengan pemberian kredit tidak perlu repot lagi, tidak perlu bawa berkas. Tinggal mengecek di BRISPOT Mikro, terlihat agunan, usahanya," ujarnya.
Ia juga mengatakan adanya fitur penjemputan dana ini membantu nasabah yang ingin menabung dengan nominal kecil, terutama buat pedagang UMKM. "Ada masukan dari pedagang yang biasa sekali nyetor Rp100 ribu, Rp200 ribu harus ke bank, ngantri, dan mereka harus meninggalkan dagangannya. Tapi sekarang bisa dijemput oleh Mantri kami," jelasnya.
BRISPOT Solusi Layanan Terintegrasi
(ega/eds)