"Kalau lihat dari sinyal yang disampikan Pak Gubernur BI, memang ada kemungkinan kami sendiri menilai BI ada ruang sekitar 25-50 bps. Jadi kita masih kompetitif untuk jaga capital flows tetap ada di Indonesia," kata Andry dalam diskusi online Mandiri Economic Outlook 2020, Rabu (17/6/2020).
Menurut Andry, salah satu indikatornya adalah angka inflasi yang juga diprediksi masih rendah di bawah 3%.
"Jadi kalau pun memang cut di second half masih bisa 25-50 bps. Alasannya karena ekspektasi inflasi masih rendah masih di bawah 3%," imbuh dia.
Meski begitu, Andry menilai suku bunga acuan saat ini sudah cukup bersaing di level 4,5%. Namun, Andry menilai bank sentral Indonesia ini masih perlu dan punya kemampuan untuk memberikan stimulus tambahan dengan memangkas lagi bunga acuannya.
"Memang kami awal ekspektasi 4,5% is fine, ini sudah bisa jangkau ekspektasi inflasi dan volatilitas nilai tukar rupiah," paparnya.
Sebagai informasi, pada Februari lalu BI telah memangkas bunga acuannya sebanyak 25 bps yakni di angka 4,75%. Lalu, di bulan Maret lalu BI kembali memangkas bunga acuan 25 bps menjadi 4,5%.
(dna/dna)