Siang tadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memanggil pimpinan bank-bank BUMN atau himpunan bank negara (Himbara) serta BCA dan Bank CIMB Niaga.
Airlangga menggelar pertemuan dengan pimpinan bank-bank tersebut di kantornya mulai pukul 11.00 hingga 12.30 WIB atau sekitar 90 menit. Pejabat-pejabat Himbara yang hadir antara lain Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Royke Tumilaar, Dirut BNI Herry Sidharta, dan Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto. Sementara, pimpinan bank swasta yang hadir ialah Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja dan Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan.
Usai rapat Royke mengatakan bahwa ia melaporkan kepada Airlangga terkait evaluasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yakni penyaluran kredit modal kerja bagi dunia usaha di Bank Mandiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cuma laporan saja. Kalau Mandiri kan tetap ke korporasi juga, SME (small medium enterprise/UMKM) juga. Jadi kita melaporkan bahwa kita nanti ekspansi pakai juga untuk korporasi. Jadi bukan cuma UMKM, sama mikro, tapi non-UMKM juga kasih," kata Royke di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2020).
Royke menjelaskan, sejauh ini penempatan dana pemerintah Rp 10 triliun untuk penyaluran kredit modal kerja itu masih mencukupi untuk Bank Mandiri karena posisi likuiditas yang masih memadai.
"Cukup saja sih. Sekarang kita masih banyak likuiditas sih. Mandiri masih oke," terang Royke.
Dalam kesempatan yang sama, Catur Budi Harto juga mengatakan hal yang sama. Penempatan dana pemerintah Rp 10 triliun kepada BRI dirasa masih cukup untuk penyakuran kredit modal kerja, khususnya BRI yang fokus utamanya kepada UMKM.
"Ya sementara ini cukup. (Rakortas ini) kan mengenai korporasi, tapi saya kan mengurusi UMKM," papar Catur.
Berlanjut ke halaman berikkutnya.