Jakarta -
Pemerintah terus berupaya untuk menyelamatkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Sejumlah skema tengah digodok dan dibahas bersama DPR seperti pembentukan perusahaan baru Nusantara Life, penyertaan modal negara (PMN) hingga penutupan Jiwasraya.
Masalah penutupan Jiwasraya ini tengah jadi perhatian publik. Oleh pemerintah, rencananya polis Jiwasraya akan dialihkan ke Nusantara Life.
Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko menjelaskan, penutupan itu terjadi jika portofolio di Jiwasraya sudah kosong. Artinya, itu terjadi jika portofolio tersebut sudah dialihkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah kosong, ditransfer portolionya. Jadi konsep good bank, bad bank, yang good bank yang bisa direstruktur, kan good bank atau good portofolio lah, good bank kadang-kadang diasumsikan bank, bukan. Itu diangkut yang (perusahaan) baru maksudnya Pak Tiko. Yang tidak kan ditinggal, kalau ditinggal sudah nggak punya apa-apa. Maksudnya Pak Tiko likuidasi sudah kosong dengan ngasih harapan semua ikut direstrukturiasi," jelasnya kepada detikcom di kantornya, Kamis (9/7/2020).
Dia mengatakan, Jiwasraya nanti tidak memiliki apa-apa lagi. Namun kembali, Hexana mengatakan, itu terjadi jika skenario disepakati.
"Jadi kalau sudah kosong ya sudah tinggal cangkangnya doang, nggak ada apa-apa, sudah tidak memenuhi insurance company. Itu kalau skenario itu, skenario kemarin-kemarin. Sekali lagi polisnya diselamatkan lah," katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo atau yang biasa disapa Tiko mengatakan Jiwasraya kemungkinan ditutup. Sebab, polis akan dialihkan ke perusahaan bentukan baru Nusantara Life.
"Pada akhirnya ditutup, (Jiwasraya) pada akhirnya tutup. Tapi memang kita harapkan seluruh pemegang polis ini diharapkan nanti mau untuk pindah (ke Nusantara Life) karena yang Jiwasraya memang tidak ada pesertanya," kata dia ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (7/7/2020).
Pihaknya pun sudah mengusulkan pembentukan perusahaan baru ini kepada panitia kerja (Panja) Komisi VI DPR. Perusahaan baru ini akan dinaungi oleh Bahana Pembinaan Usaha Indonesia.
"Nantinya Nusantara Life ini akan menjadi perusahaan yang akan membawa polis-polis Jiwasraya yang telah direstrukturisasi. Nah kami tadi juga usulkan opsi-opsi restrukturisasi baik untuk polis tradisional maupun polis JS Saving Plan (Jiwasraya)," lanjutnya.
Suntikan PMN Sambuhkan Jiwasraya? Hexana menjelaskan, untuk menyelamatkan perusahaan mesti direstrukturisasi. Ia mengatakan, perbaikan di bisnis harus dilakukan. Kemudian, permodalan juga mesti diperkuat.
"Sebelum detil, dulu saya mengatakan untuk menyehatkan perusahaan ini apa sih yang dilakukan. Saya katakan perusahaan ini harus direstrukturisasi. Saya melakukan turn around. Apa yang turn around, bisnisnya. Kedua setelah diperbaiki nggak cukup harus ada penguatan permodalan. Penguatan permodalan domainnya pemegang saham," jelasnya.
Hexana bilang, penguatan modal dalam hal ini suntikan modal bukan jaminan Jiwasraya selamat. Kembali, dia mengatakan, perbaikan pada perusahaan juga harus dilakukan.
"Terus dibalik, 'Pak kalau pemegang saham meng-inject, memperkuat modal selamat nggak perusahaan ini?'. Saya jawab tidak, kenapa tidak, harus diperbaiki dulu perusahaannya, kalau nggak ya sia-sia," ungkapnya.
Dia menjelaskan, restrukturisasi yang dimaksud ialah menyehatkan portofolio. Hal itu dikarenakan selama ini produk yang ditawarkan menjanjikan imbal hasil yang tinggi. Sementara, hal itu tidak bisa ditutup oleh investasi keuangan.
"Kenapa, karena mengasumsikan dengan rate yang tinggi, jangka panjang. Sedangkan Anda tahu negara semakin maju itu tendensi inflasi makin turun, suku bunga makin turun. Anda bisa benchmark-nya adalah government bond, yield government bond berapa? Padahal investasi Jiwasraya masih kena pajak final 15%. Sedangkan manfaat yang diberikan kepada nasabah adalah net," jelasnya.
"Sehingga itulah sebabnya kalau itu nggak (Jiwasraya) direstrukturisasi, di-inject berapapun percuma karena hanya akan menutup negatif spread-nya saja. Itulah kenapa perlu direstrukturisasi," ungkapnya.
Restrukturisasi, Jiwasraya Mau Kasih Keuntungan Wajar
Hexana melanjutkan, restrukturisasi yang dimaksud ialah mengembalikan pengembalian (return) yang wajar. Langkah itu ditempuh agar perusahaan berjalan dengan normal.
"Restrukturisasi ini hanya mengembalikan pada return yang wajar. Mungkin nasabah bagi yang masih meng-iur jangka panjang harus disesuaikan. Tapi kami mengakui pengembangan yang sudah dijanjikan sampai dengan saat restrukturisasi nanti, hanya ke depannya pasca restrukturisasi supaya perusahaan ini berjalan dengan normal," katanya.
Dia mengatakan, dengan kondisi sekarang di mana utang tidak bisa ditutup oleh investasi pasti perusahaan akan rugi.
"Kalau punya liabilities yang ongkosnya tidak bisa ditutup investasi aset pasti perusahaan itu merugi. Makanya saya bilang sama teman-teman, tim ini juga berat restrukturisasi (Jiwasraya) tapi kita bikin pengertian, hubungan bisnis itu harus sehat," jelasnya.
Dia mencontohkan, jika penerimaan hanya 7% gross sementara biaya yang dikeluarkan sebesar 11% net maka bekerja sekeras apapun tidak bisa menutup selisih itu. Sebab itu, pengembalian mesti dikembali pada nilai yang wajar.
"Kenapa? Income 7% gross, costnya 11% net, pasti habis. Sampai saya bilang karyawan, ini ritel bekerja sampai keringatnya kering, untungnya habis untuk membayar itu. Jadi sebenarnya bukan dirugikan, tapi dikembalikan ke kurva, dikembalikan ke kurva yang wajar sesuai market kira-kira gitu," ujarnya.
"Tapi kita hormati, yang sudah tinggi, nanti dikembangkan dengan bunga yang baru, kemarin Pak Tiko ngomong akan turun, ya akan turun, in general seperti itu," imbuhnya.
Simak Video "Video: Kejagung Ungkap Cara Jiwasraya Manipulasi Kerugian"
[Gambas:Video 20detik]