Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics merilis studi yang dilakukan pada Januari 2020 di Kota Bandar Lampung. Dalam riset ini ditemukan bahwa gig economy yang didukung teknologi Grab telah menyumbang Rp 471 miliar untuk perekonomian Ibu Kota Lampung ini.
Senior Economist Tenggara Strategics Lionel Priyadi menyebut bahwa gig workers yang ada pada platform Grab membantu meningkatkan nilai kehidupan untuk banyak pihak. Riset yang telah dilakukan di Bandar Lampung memberikan data tentang kontribusi perekonomian yang langsung dirasakan oleh para gig workers di Bandar Lampung.
"Kami melihat adanya peningkatan 10% dari kualitas hidup para pekerja informal setelah bergabung dengan Grab. Masyarakat di sekitar juga tetap merasa terbantu dalam hal-hal lainnya terlebih saat mereka harus di rumah akibat wabah COVID-19. Sistem digital ini juga yang akan menyiapkan para gig workers untuk menyambut era tatanan hidup baru," ujar Lionel dalam keterangan tertulis, Rabu (15/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mitra Grab yang disurvei menyatakan Grab tak hanya menawarkan peluang ekonomi bagi pekerja informal (56,5% dari total tenaga kerja Indonesia), melainkan juga peningkatan pertumbuhan bisnis kecil serta menciptakan lapangan pekerjaan di luar platform Grab.
Mitra Merchant GrabFood dan agen GrabKios Bandar Lampung yang disurvei melihat peningkatan pendapatan hingga 34% menjadi Rp 56,3 juta per bulan. Sementara itu, rata-rata agen GrabKios Bandar Lampung mengalami peningkatan pendapatan 27% menjadi Rp 9 juta per bulan sejak bergabung. 57% mitra merchant GrabFood Bandar Lampung juga mengaku tidak perlu menambahkan modal untuk meningkatkan bisnisnya.
Mitra GrabCar Bandar Lampung mengalami peningkatan penghasilan hingga 81% menjadi Rp 7,1 juta per bulan. Sementara itu Mitra GrabBike juga mengalami peningkatan penghasilan hingga 144% menjadi Rp 3,6 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.
Peningkatan ini membuat para mitra dapat menabung dan membuka akses keuangan lainnya seperti produk investasi dan pinjaman. Hasil riset juga menunjukkan bahwa 28% mitra GrabBike dan 14% mitra GrabCar di Bandar Lampung baru membuka rekening tabungan pertama mereka setelah bergabung dengan Grab.
Dengan adanya rekening tabungan baru, mitra pengemudi Grab juga semakin rutin menabung. Tercatat 72% mitra GrabBike dan 79% mitra GrabCar rutin menabung di bank dengan rata-rata tabungan Rp 745 ribu hingga Rp 1,6 juta.
"Sebagai tambahan, 58% dari mitra pengemudi GrabBike dan 77% mitra pengemudi GrabCar mengatakan bahwa mereka dapat meminjam uang dengan lebih mudah setelah bergabung dengan Grab, karena penyedia jasa keuangan lebih mempercayai mereka. Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru," ungkap riset tersebut.
Hasil riset juga menjelaskan 13% mitra merchant GrabFood Bandar Lampung terinspirasi untuk memulai bisnisnya karena ada GrabFood dan 14% mitra merchant menggunakan GrabFood saat pertama kali memulai bisnisnya.
Seiring tumbuhnya bisnis mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios, mereka juga dapat menyerap tenaga kerja dari komunitas. Total 24% mitra merchant GrabFood dan 5% agen GrabKios di Bandar Lampung menambah pegawai baru sejak bergabung dengan Grab.
(prf/ega)