Jakarta -
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan menyatakan opsi penyuntikan modal melalui penanaman modal negara (PMN) kepada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) belum diputuskan masuk pada APBN 2021 atau tidak.
Dirjen Kekayaan Negara, Isa Rachmatarwata mengatakan saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Kementerian BUMN untuk memutuskan opsi apa yang akan diambil pemerintah untuk menyelamatkan Jiwasraya.
"Kita tunggu saja, apakah dianggarkan apa nggak," kata Isa dalam acara media briefing via virtual, Jakarta, Jumat (24/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alokasi di APBN 2021, Agustus ya pastinya," tambahnya.
Isa menyebut, pemerintah sampai saat ini tetap akan menyelesaikan masalah yang menimpa Jiwasraya. Menurut Isa, pemerintah bisa saja menyelamatkan Jiwasraya tidak melalui PMN melainkan skema baru.
Meski begitu, Isa mengaku belum bisa menjelaskan secara detail mengenai skema baru yang akan dipertimbangkan pemerintah untuk menyelesaikan kasus Jiwasraya.
"Tapi yang jelas pemerintah akan lakukan mekanisme tidak investasi langsung ke Jiwasraya. Detailnya nanti akan satu pintu, agar ceritanya jelas lewat Kementerian BUMN. Kita lihat Agustus ada apa nggak, ada alternatif lain kita selesaikan Jiwasraya," ungkapnya.
Sebelumnya, pemerintah sedang mengusulkan sejumlah skema untuk menyelamatkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Dalam skema tersebut, salah satu usulan pemerintah penyertaan modal negara (PMN). Dengan suntikan tersebut, apakah Jiwasraya pasti sembuh?
Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko pun buka suara. Dia menjelaskan, untuk menyelamatkan perusahaan mesti direstrukturisasi. Ia mengatakan, perbaikan di bisnis harus dilakukan. Kemudian, permodalan juga mesti diperkuat.
"Sebelum detil, dulu saya mengatakan untuk menyehatkan perusahaan ini apa sih yang dilakukan. Saya katakan perusahaan ini harus direstrukturisasi. Saya melakukan turn around. Apa yang turn around, bisnisnya. Kedua setelah diperbaiki nggak cukup harus ada penguatan permodalan. Penguatan permodalan domainnya pemegang saham," jelasnya kepada detikcom di kantornya, Kamis (9/7/2020).
Hexana bilang, penguatan modal dalam hal ini suntikan modal bukan jaminan Jiwasraya selamat. Kembali, dia mengatakan, perbaikan pada perusahaan juga harus dilakukan.
Dia menjelaskan, restrukturisasi yang dimaksud ialah menyehatkan portofolio. Hal itu dikarenakan selama ini produk yang ditawarkan menjanjikan imbal hasil yang tinggi. Sementara, hal itu tidak bisa ditutup oleh investasi keuangan
"Terus dibalik, 'Pak kalau pemegang saham meng-inject, memperkuat modal selamat nggak perusahaan ini?'. Saya jawab tidak, kenapa tidak, harus diperbaiki dulu perusahaannya, kalau nggak ya sia-sia," ungkapnya.