Sudah New Normal tapi Bisnis Leasing Masih 'Berdarah-darah'

Sudah New Normal tapi Bisnis Leasing Masih 'Berdarah-darah'

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 12 Agu 2020 16:14 WIB
Ilustrasi keuangan keluarga karena Corona
Foto: Getty Images/iStockphoto/CentralITAlliance
Jakarta -

Akibat pandemi COVID-19 perusahaan pembiayaan atau multifinance mengalami tekanan pada kinerja keuangannya. Asosuasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyebut perusahaan pembiayaan akan mengalami kontraksi 2%-3%.

Ketua APPI Suwandi Wiratno mengatakan saat ini kondisi industri pembiayaan masih dihantui krisis kepercayaan yang belum pulih sepenuhnya.

Menurut dia industri pembiayaan kembali harus menghadapi tantangan Pandemi COVID-19 yang mengerek turun kinerja keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut berdasarkan data OJK per Mei 2020, aset industri mengalami penurunan 1,42% secara setahunan (yoy) menjadi Rp507 triliun. Piutang pembiayaan pun selaras mengalami penurunan 6,4% (yoy) menjadi Rp420 triliun. Sedangkan NPF melonjak ke level 4,1%.

Suwandi juga menyorot bahwa industri otomotif juga mengalami pukulan dan sudah banyak perusahaan yang melakukan langkah menghentikan produksi. Hal ini tentunya turut memberikan dampak signifikan terhadap industri pembiayaan.

ADVERTISEMENT

Namun demikian, APPI bersama anggotanya telah menyiapkan strategi untuk tetap bertahan menghadapi gejolak perekonomian yang disebabkan oleh Pandemi COVID-19.

Suwandi mengatakan, industri pembiayaan harus melakukan efisiensi biaya, selektif memilih debitur dan mencari sumber pendanaan baik dari perbankan, nonbank, obligasi, pasar modal dan sumber lain.

"Hal yang terpenting adalah seleksi debitur ke depan akan menjadi suatu perubahan pola tidak hanya saat new normal, tapi juga di industri keuangan ke depan. Sumber dana juga sesuatu yang sangat penting bagi perusahaan pembiayaan karena ini adalah darah dari perputaran bagaimana kita bisa bertumbuh. Kita bisa bertumbuh menjadi industri yang sangat besar tentu tidak terlepas dari dukungan perbankan," kata dia dalam acara Infobanktalknews bertema Menakar Kekuatan Multifinance di Era New Normal: "Menahan Goncangan Lewat Stimulus Kebijakan OJK" Rabu (12/8/2020).

Suwandi menekankan agar pelaku industri pembiayaan menjaga kredibilitas dalam menjalankan bisnisnya. Karena masalah trust atau kepercayaan merupakan kunci di industri keuangan.

Akibat yang terjadi atas krisis kepercayaan yang dimulai sejak tahun 2015 sampai 2018 ini, seperti kasus Kembang 88 Finance, Arjuna Finance sampai Sun Prima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance), Suwandi menyebut beberapa perusahaan pembiayaan mengalami kesulitan pendanaan.

"Ini yang perlu kita diskusikan bersama bahwa semoga perbankan dapat memberikan angin segar lagi kepada perusahaan pembiayaan yang memiliki tata kelola yang baik," jelas dia.




(kil/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads