BRI Restrukturisasi Kredit 2,9 Juta Nasabah Senilai Rp 183 T

BRI Restrukturisasi Kredit 2,9 Juta Nasabah Senilai Rp 183 T

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 19 Agu 2020 11:22 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso menyebut pihaknya sudah melakukan restrukturisasi kredit kepada 2,9 juta debitur dengan nilai Rp 183,7 triliun. Realisasi tersebut tercatat per 31 Juli 2020.

Restrukturisasi kredit tersebut merupakan program pemerintah untuk menolong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) karena terdampak pandemi COVID-19.

"Ini datanya sampai 31 Juli ya, khusus restrukturisasi kita sampaikan sampai 31 Juli 2020 BRI telah melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp 183,7 triliun kepada 2,9 juta debitur," kata dia dalam paparan kinerja secara virtual, Rabu (19/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lanjut dia, krisis yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 ini memang berbeda dibandingkan krisis terdahulu karena kali ini betul-betul memukul sektor UMKM.

"Sejak awal pandemi, jadi BRI berkomitmen untuk menyelamatkan dan membantu membangkitkan kembali UMKM, karena itu berbeda dengan krisis-krisis yang sebelumnya bahwa krisis ini memang sangat memukul pelaku-pelaku usaha mikro, kecil dan menengah," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, dia menjelaskan BRI turut menyalurkan kredit secara selektif untuk menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap aman.

"Gencarnya restrukturisasi yang dilakukan juga dibarengi dengan penyaluran kredit yang selektif sehingga mampu membuat NPL terjaga di angka 3,13%. Dengan NPL coverage, jadi kita cadangkan untuk meng-cover risiko NPL itu NPL coverage kita 187,73%. Ini konsolidasi ya, sekali lagi ini adalah konsolidasian," tambah Sunarso.




(toy/ara)

Hide Ads