Ternyata begitu besar animo masyarakat terhadap uang khusus kemerdekaan Rp 75.000. Bank Indonesia (BI) pun dipaksa untuk berpikir ulang mengubah mekanisme penyalurannya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, evaluasi terhadap mekanisme pemesanan uang khusus tengah dilakukan. Salah satu alasannya minat masyarakat membludak.
"Saat ini sedang evaluasi, semoga dalam waktu dekat. Supply uang ke masyarakat yang minat lebih banyak dari sebelumnya," ujarnya kepada detikcom, Minggu (23/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Onny menambahkan, perubahan mekanisme itu targetnya bisa menampung pesanan dari masyarakat sebanyak-banyaknya namun bisa menekan jumlah orang yang datang secara fisik. Sayangnya Onny belum mau menjelaskan maksudnya.
"Tapi bukan dikirim, nah seru kan. Tunggu ya pada waktunya bentar lagi diumumkan," tambahnya.
Sementara Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi dalam pernyataannya menerangkan, penerapan mekanisme baru demi mempertimbangkan menampung semua minat masyarakat dan tetap mengikuti protokol kesehatan. Sehingga akan diatur mekanisme penyaluran yang lebih cepat.
"Terima kasih untuk animo masyarakat yang demikian besar atas penerbitan UPK-75. Penetapan kuota pemesanan harus dilakukan agar semua masyarakat mendapat kesempatan penukaran, serta sejalan dengan implementasi protokol COVID-19 agar tidak terjadi kerumunan massa pada saat pengambilan. Kami akan segera menerapkan mekanisme penukaran yang lebih cepat dan aman untuk melayani masyarakat," tulisnya.
Lalu seperti apa mekanisme pemesanan uang khusus itu sebelumnya?
Simak Video "Video: CT Bicara Kunci Beradaptasi di Tengah Ketidakpastian Global"
[Gambas:Video 20detik]