Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut nilai tukar rupiah masih undervalue atau kemurahan. Rupiah pada bulan Agustus disebut mengalami pelemahan yang mencapai 1,65%.
"Pada Agustus ini rupiah alami pelemahan 1,65% dibandingkan Juli. Secara fundamental rupiah masih undervalued," kata Perry saat rapat kerja Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bersama Komisi XI DPR RI, Senin (24/8/2020).
Pelemahan rupiah dikatakan karena meningkatnya ketidakpastian pasar global. Namun dia optimis mata uang garuda masih akan menguat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BI memandang rupiah berpotensi akan menguat karena didukung inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang rendah, daya tarik pasar keuangan domestik yang tinggi dan premi risiko yang menurun," jelasnya.
Dia menambahkan saat ini Inflasi tercatat rendah. Rendahnya tekanan inflasi karena melambatnya permintaan serta BI menjaga pasokan dan ekspektasi inflasi dan stabilitas rupiah.
"BI konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan," tandasnya.
(eds/eds)