Pandemi COVID-19 membuat masyarakat banyak beralih ke instrumen pembayaran non tunai untuk mengurangi kontak fisik dengan mesin yang digunakan secara massal.
Misalnya melakukan isi ulang untuk kartu uang elektronik kini tak lagi harus ke minimarket atau ke mesin ATM, tetapi bisa menggunakan handphone yang dilengkapi fitur near field communication (NFC).
Pemimpin Divisi E-Banking PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Sri Indira menjelaskan pengisian di mobile banking ini bisa memudahkan masyarakat yang saldonya habis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BNI menggandeng PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) dengan memungkinkan masyarakat melakukan top-up (isi ulang) BNI TapCash melalui Aplikasi Jenius. Kerjasama ini kami harapkan akan semakin melengkapi pelayanan yang diterima oleh masyarakat, baik nasabah BNI TapCash, pengguna Jenius, maupun yang belum menggunakan keduanya.
"Dalam menghadapi pandemi ini, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk tetap menerapkan transaksi non-tunai. Masyarakat tidak perlu khawatir jika saldo TapCash-nya kurang atau habis karena TapCash sudah bisa di top-up melalui aplikasi Jenius. Pengguna hanya perlu membuka Aplikasi Jenius, pilih e-Wallet Center, kemudian pilih Top Up, lalu pilih BNI TapCash. Pastikan smartphone-nya memiliki fitur Near-Field Communication (NFC)," kata Indira dalam keterangannya, Kamis (24/9/2020).
Baca juga: Tips Atur Keuangan Ala Bos Bank BTN |
Dia menyebutkan kolaborasi antar bank yang memiliki keunggulan digital services bukan sebuah kemustahilan. Kolaborasi ini akan terus berkembang seiring perkembangan teknologi dan tuntutan konsumen ke depan.
Indira mengatakan elalui aplikasi Jenius, masyarakat dapat melakukan isi ulang saldo TapCash dimulai dari Rp 10.000 hingga Rp1.500.000. Sesuai ketentuan regulator, batas maksimum saldo uang elektronik berbasis kartu, salah satunya TapCash adalah sebesar Rp 2 juta.
Hingga Agustus 2020, jumlah pengguna TapCash terus meningkat hingga 23% dibandingkan Agustus tahun lalu atau sudah tersebar hampir mencapai 8 juta Kartu TapCash di seluruh Indonesia diiringi dengan peningkatan volume transaksi hingga 3% atau hampir mencapai Rp 750 Miliar.