Marak Gagal Bayar, di Mana Simpan Uang Paling Aman?

Marak Gagal Bayar, di Mana Simpan Uang Paling Aman?

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 04 Okt 2020 16:01 WIB
Pengembalian Uang Korupsi Samadikun

Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Toni Spontana (tengah) menyerahkan secara simbolis kepada Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman A. Arianto (ketiga kanan) uang ganti rugi korupsi Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI) dengan terpidana Samadikun Hartono di Gedung Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (17/5/2018). Mantan Komisaris Utama PT Bank Modern Samadikun Hartono terbukti korupsi dana talangan BLBI dan dihukum 4 tahun penjara serta diwajibkan mengembalikan uang yang dikorupsinya sebesar Rp 169 miliar secara dicicil. Grandyos Zafna/detikcom

-. Petugas merapihkan tumpukan uang milik terpidana kasus korupsi BLBI Samadikun di Plaza Bank Mandiri.
Foto: grandyos zafna
Jakarta -

Masyarakat mungkin perlu berpikir ulang sebelum menyimpan uangnya di lembaga keuangan karena maraknya kasus gagal bayar. Salah satu contohnya adalah kasus gagal bayar dari Koperasi Simpan Pinjam (KSP) LiMa Garuda.

Lalu, di mana sebaiknya masyarakat mempercayakan uangnya untuk dikelola? Menjawab hal tersebut, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho menilai bahwa itu kembali lagi kepada masing-masing orang.

"Sebenarnya kalau berbicara tentang yang paling aman tentunya kembali lagi profil kemampuan kita menerima risiko seperti apa. Artinya kita nggak bisa sama ratakan," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (4/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskannya, setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda-beda. Ada yang bersifat konservatif, modern, dan agresif. Artinya ada orang yang cenderung berani ambil risiko, ada pula yang berusaha seminimal mungkin menghadapi risiko.

Namun prinsipnya, biasanya yang tinggi risiko mereka menawarkan imbal hasil yang tinggi juga. Sebaliknya, yang menawarkan risiko rendah mereka memberikan imbal hasil yang rendah juga.

ADVERTISEMENT

"Kan sederhananya kalau kita memang high risk high return, low risk low return. Pasti kan seperti itu. Jadi kalau kita memang mau risiko yang sekecil mungkin, seminim mungkin, risikonya ada nggak? nggak ada, (tapi) duit kita mungkin berkembangnya nggak optimal," jelasnya.

Terlepas dari itu, dia menjelaskan bahwa semuanya pasti mengandung risiko. Tinggal bagaimana meminimalkan risikonya dengan melakukan penelitian lebih dulu sebelum mempercayakan uang kita kepada lembaga keuangan.

"Jadi mesti dipahami juga bahwa semuanya itu pasti ada risikonya. Jadi sekecil apapun pasti ada risikonya," tambah dia.




(toy/dna)

Hide Ads