Tiga bank syariah BUMN akan dilebur atau merger. Penggabungan itu ditandai dengan penandatanganan Conditional Merger Agreement (CMA) dan pembentukan Integration Management Office (IMO).
Kabar yang tersiar, IMO telah ditetapkan dan Direktur Utama PT Bank Mandiri Syariah (BSM) Toni Eko Boy Subari menjadi ketuanya.
Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (13/10/2020), salah seorang sumber menyebutkan pembentukan IMO bertujuan untuk melakukan perencanaan integrasi ketiga bank menjadi entitas baru. Selain membentuk rencana integritas, tim ini juga harus mempersiapkan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang paling lambat harus sudah rampung pada November 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam proses integrasi ini akan terdapat beberapa divisi yang akan disinergikan mulai dari sisi keuangan hingga branding perusahaan baru ini. Tiap-tiap divisi ini memiliki ketua, wakil ketua dan 3-4 orang anggota yang akan membantu.
Beberapa divisi tersebut antara lain treasury yang dikepalai oleh Wahyu Avianto yang saat ini menjabat sebagai Direktur Keuangan & Operasional BNI Syariah dan wakilnya Ahmad Safrizal dari BSM. Divisi risk & credit yang diketuai oleh Kokok Alun Akbar dari PT BRI Syariah Tbk (BRIS) dan wakil ketua Babas Bastaman yang merupakan direktur BNIS.
Lalu divisi HR & culture dipimpin oleh Anton Sukarna yang merupakan direktur BSM dibantu oleh wakilnya Andrianto Daru dari BNIS. Selanjutnya bagian technology & operation dipimpin oleh Direktur BSM Achmad Syafii dan memiliki wakil dari Direktur BRIS Fahmi Subandi.
Divisi distribusi dikepalai oleh Ngatari yang merupakan direktur utama BRIS. Divisi ini memiliki dua wakil ketua, yakni Iwan Abdi dari direktur BNIS dan Suhendar dari BSM. Bagian accounting & finance bakal digawangi oleh Ade Cahyo Nugroho yang merupakan direktur BSM dan wakil dari BRIS, Sutrisno Mukayan.
Kemudian, branding & communication dipimpin oleh Abdullah Firman Wibowo yang merupakan direktur utama BNIS dan divisi product dikepalai oleh Direktur BRIS Fidry Arnaldy.
(acd/ara)