Tips Pilih Bisnis MLM Biar Nggak Terjebak yang Nakal

Tips Pilih Bisnis MLM Biar Nggak Terjebak yang Nakal

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 27 Okt 2020 08:00 WIB
Skema Penipuan Loom, Model MLM Marak Menyebar Lewat Media Sosial
Ilustrasi/Foto: ABC Australia
Jakarta -

Bisnis MLM menjamur di tengah pandemi COVID-19. Banyak faktor mengapa model bisnis tersebut marak saat virus Corona merebak.

Menurut pakar pemasaran Yuswohady salah satu hal yang membuat MLM marak saat ini karena banyak orang yang kehilangan penghasilan dan membutuhkan pemasukan.

"Jadi yang pertama karena secara ini kan masa sulit nih dan kemudian banyak orang kan kena lay off (PHK). MLM itu memberikan fleksibilitas dari sisi waktu, dari sisi modal. Kan modalnya nggak besar dibandingkan misalnya kita bikin resto," kata dia saat dihubungi detikcom, Senin (26/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor lain yang membuat MLM marak saat pandemi karena bisa dilakukan secara online. Itu dianggap cocok dengan era new normal yang mengharuskan pertemuan secara fisik diminimalkan.

"Itu dengan adanya pandemi karena orang banyak ke digital dan banyak ke sosial media maka kemudian proses jualannya juga akan semakin mudah dari rumah. Jadi ini bagian dari ekonomi dari rumah, stay at home economy. Itu adalah semua aktivitas ekonomi dijalankan dari rumah, termasuk MLM ini adalah bisnis yang bisa dijalankan dari rumah," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Apalagi MLM ini konsumennya biasanya dimulai dari teman dan komunitas. Dengan ditopang media sosial itu akan semakin memudahkan.

"Memang aktivitas marketing melalui MLM ini booming karena adanya approach yang digunakan di MLM ini selalu community based, selalu dari teman ke teman. Dan itu dengan adanya sosial media, dan sosial media lagi booming di masa pandemi itu akan cenderung sangat efektif untuk community based atau friend based, jualan berbasis community atau marketing berbasis pertemanan," tambahnya.

Tapi kenali ciri-ciri MLM nakal agar tak terjebak. Langsung klik halaman selanjutnya.

Menurut Yuswohady tidak semua bisnis MLM nakal. Ada juga yang memang benar-benar dapat memberikan keuntungan kepada 'downline', julukan buat orang rekrutan yang menjual produk MLM.

Untuk membedakan MLM yang murni bisnis dengan yang bandel, dijelaskan Yuswohady bisa dilihat dari brand-nya. Dia menjelaskan semakin besar brand, apalagi sudah berkecimpung sejak lama maka lebih mudah untuk dipercaya ketimbang brand baru.

"Pembedanya adalah brand, karena memang saya kira bisnis MLM kan sudah lama ya dan konsumen itu atau downline atau para MLM marketer itu sudah mulai ngerti mekanisme MLM kayak apa. Apa yang membedakan bagus atau nggak bagus itu akan ditentukan kekuatan brand," kata dia.

Masyarakat juga perlu melakukan kroscek. MLM yang terpercaya seharusnya memiliki website yang jelas.

"Jadi ketika dia ditawari untuk menjadi downline misalnya maka dengan mudah dia akan cek, ini bonafiditasnya gampang sekali dicek. Satu organisasi nggak punya website kan berarti ketahuan lah ini pasti (patut diwaspadai) iya," ujarnya.

Jika bisnis MLM menawarkan insentif yang besar dan cenderung tidak rasional, itu pun patut diwaspadai. Dia menjelaskan brand yang kuat biasanya memberikan insentif lebih kecil karena sudah memiliki kekuatan dari sisi kepercayaan.

"Biasanya yang nggak bener-nggak bener itu biasanya insentifnya gede," tambahnya.


Hide Ads