PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatat penyaluran kredit pada kuartal III 2020 sebesar Rp 935,35 triliun. Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan angka ini tumbuh 4,86% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 891,97 triliun.
"Angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit industri sebesar 0,12%," kata dia dalam konferensi pers virtual, Rabu (11/11/2020).
Dia mengungkapkan, komposisi kredit UMKM BRI dibanding total kredit BRI pun tumbuh secara signifikan dari 78,1% di kuartal III 2019 menjadi 80,65% pada kuartal III 2020. Ini merupakan milestone dari perseroan, dimana untuk pertama kalinya BRI mampu mencapai porsi kredit UMKM sebesar 80%. "Pencapaian ini kita targetkan tercapai di tahun 2022 dan BRI mampu menjawab tantangan tersebut lebih cepat," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BRI pun secara masif telah melakukan restrukturisasi pinjaman, dengan tujuan untuk membantu agar UMKM tetap survive. Hingga 30 September 2020 BRI telah melakukan restrukturisasi pinjaman senilai Rp 193,7 triliun kepada 2,95 juta debitur.
"Gencarnya restrukturisasi yang dibarengi dengan penyaluran kredit yang sehat dan selektif mampu membuat NPL BRI terjaga di angka 3,12% dengan NPL Coverage 203,47 persen pada akhir September 2020. NPL BRI tercatat dibawah NPL industri perbankan pada September 2020 sebesar 3,15%," ujarnya.
Pada sisi liabilities Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga akhir kuartal III 2020, DPK BRI tercatat Rp 1.131,93 triliun atau naik sebesar 18 persen yoy. Angka ini diatas rata rata industri perbankan nasional pada bulan September 2020 sebesar 12,88%. Dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan BRI, mencapai 59,02% dari total DPK atau senilai Rp 668,10 Triliun.