Bank Mega Cetak Laba Rp 1,8 T di Kuartal III

Bank Mega Cetak Laba Rp 1,8 T di Kuartal III

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 12 Nov 2020 10:31 WIB
Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib
Foto: Soraya Novika
Jakarta -

PT Bank Mega Tbk (Bank Mega) membukukan laba bersih sebesar 27,8% atau Rp 1,8 triliun hingga kuartal III-2020. Jumlah itu meningkat dibanding periode sama tahun lalu Rp 1,4 triliun.

Sedangkan laba sebelum pajak tercatat naik sebesar 27,7% menjadi Rp 2,2 triliun, berbanding Rp 1,7 triliun pada periode sebelumnya. Faktor penyumbang laba lainnya adalah meningkatnya Fee Based Income secara year on year (YoY) sebesar 3,1% atau Rp 1,64 triliun. Pertumbuhan Fee Based Income Perbankan per Agustus 2020 tercatat sebesar 12,44% (YoY).

"Pertumbuhan laba Bank Mega dikontribusikan oleh meningkatnya Net Interest Income (NII) 8,3% secara YoY menjadi Rp 2,97 triliun dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 2,75 triliun. Pertumbuhan ini jauh di atas pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih Perbankan per Agustus 2020 yang mengalami pertumbuhan negatif menjadi sebesar -2,57% (YoY)," kata Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib dalam keterangannya, Kamis (12/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu semakin diperkuat dengan menurunnya biaya operasional yang menyebabkan menurunnya rasio BOPO menjadi 71,0% pada September 2020, atau turun dibandingkan September 2019 sebesar 74,8 %. Jika dibandingkan dengan rasio BOPO secara industri, BOPO Bank Mega jauh lebih rendah dari BOPO perbankan per Agustus 2020 sebesar 85,0%.

"Semakin rendah ini menunjukkan semakin efisiennya Bank Mega dalam melakukan kegiatan operasionalnya," jelas Kostaman.

ADVERTISEMENT

Return on Asset (ROA) meningkat menjadi 2,9% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 2,7 %. ROA Bank Mega jauh lebih tinggi dari ROA perbankan per Agustus 2020 sebesar 1,9%. ROA Bank Mega yang semakin tinggi ini menunjukkan kemampuan Bank Mega untuk menghasilkan laba yang lebih tinggi dalam mengelola asetnya.

Adapun, Return on Equity (ROE) meningkat menjadi 15,7% jika dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya pada level 14,0%. "ROE Bank Mega yang semakin tinggi ini menunjukan kemampuan Bank Mega menghasilkan laba yang lebih tinggi untuk pemegang saham, ujar Kostaman.

Di tengah kondisi perekonomian yang cukup menantang ini, Bank Mega tetap mencatat pertumbuhan kredit di periode September 2020 menjadi Rp 50,5 triliun atau meningkat 4,7% (YoY) dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 sebesar Rp 48,2 triliun.

Sementara pertumbuhan kredit perbankan per September 2020 hanya tumbuh 0,12% (YoY). Kredit korporasi memberikan kontribusi terbesar untuk pertumbuhan kredit di September 2020 yaitu sebesar Rp 25,9 triliun yang meningkat 33,1% (YoY) dibandingkan September 2019. Komposisi kredit Bank Mega didominasi terutama oleh 3 segmen kredit yaitu Kredit Korporasi (51%), Joint Finance (25%) dan Credit Card (13%).

Dana Pihak Ketiga Bank Mega di periode September 2020 meningkat 15,5% (YoY) menjadi Rp 76,3 triliun dari posisi sebelumnya sebesar Rp 66,0 triliun. Pertumbuhan ini di atas pertumbuhan DPK Perbankan per September 2020 sebesar 12,9% (YoY).

Pertumbuhan DPK yang besar ini telah meningkatkan aset Bank Mega secara signifikan meningkat 18,2% (YoY) menjadi Rp 103,8 triliun dibandingkan September 2019 sebesar Rp 87,8 triliun. Pertumbuhan ini juga jauh di atas pertumbuhan aset perbankan per Agustus 2020 sebesar 7,9% (YoY).


Hide Ads