AA Maramis, Otak di Balik Lahirnya Uang Rupiah

AA Maramis, Otak di Balik Lahirnya Uang Rupiah

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 15 Nov 2020 08:49 WIB
aa maramis
Foto: istimewa

Saat Agresi Militer Belanda II yang dimulai pada Desember 1948, Sjafrudin Prawiranegara mampu membentuk Pemerintah Darurat dan Kabinet Darurat. Dalam Kabinet Darurat ini, Maramis ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri dan menjabat hingga 13 Juli 1949.

Setelah itu, ia kembali menjabat sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Hatta II hingga 4 Agustus 1949. Karena perannya yang sangat besar selama menjabat sebagai Menteri Keuangan, nama AA Maramis diabadikan sebagai nama Gedung Induk Kementerian Keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sepanjang tahun 1950 hingga 1960, Maramis sempat menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk empat negara yaitu Filipina, Jerman Barat, Uni Soviet, dan Finlandia.

Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan, Maramis lebih dulu menjadi salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) saat baru dibentuk pada 1 Maret 1945. Dalam badan itu, Maramis termasuk dalam Panitia Sembilan yang ditugaskan untuk merumuskan dasar negara yang berdasarkan nilai utama dan prinsip ideologi Pancasila.

ADVERTISEMENT

Rumusan itu kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang kemudian menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Maramis pun menjadi salah satu orang yang menandatangani Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945, bersama 8 anggota Panitia Sembilan lainnya.

Pada 11 Juli 1945, Maramis ditunjuk sebagai anggota Panitia Perancang UUD yang ditugaskan untuk membuat perubahan tertentu sebelum disetujui oleh anggota BPUPKI.

Berkat kontribusinya terhadap Indonesia, Maramis dianugerahi berbagai penghargaan seperti Bintang Mahaputra Utama pada 15 Februari 1961, penghargaan Bintang Gerilya pada 5 Oktober 1963, dan penghargaan Bintang Republik Indonesia Pertama pada 12 Agustus 1992.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga pernah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepadanya pada 2019 di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Namun pemberian gelar tersebut hanya bisa diwakili oleh ahli waris karena Maramis telah tiada.

Juli 1977, Maramis menghembuskan napas terakhirnya di RSPAD Gatot Soebroto setelah sempat dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.


(zlf/zlf)

Hide Ads