Bos BI: Penguatan Rupiah Bisa Terus Berlanjut

Bos BI: Penguatan Rupiah Bisa Terus Berlanjut

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 19 Nov 2020 16:16 WIB
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini masih berada di level Rp 14.100. Dolar AS sempat tersungkur dari level Rp 14.500an hingga ke Rp 14.119 pada Sabtu pekan lalu.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah pada 18 November menguat 3,94% (ptp) dibandingkan dengan periode Oktober 2020.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan perkembangan ini melanjutkan penguatan pada bulan sebelumnya sebesar 1,74% (ptp) atau 0,67% secara rerata dibandingkan dengan level September 2020.

"Penguatan Rupiah didorong peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik seiring dengan turunnya ketidakpastian pasar keuangan global dan persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik," kata dia dalam konferensi pers virtual, Kamis (19/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Perry dengan perkembangan ini, Rupiah sampai dengan 18 November 2020 mencatat depresiasi sekitar 1,33% (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2019. Ke depan.

"Bank Indonesia memandang penguatan nilai tukar Rupiah berpotensi berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued," jelas dia.

ADVERTISEMENT

Dia menyampaikan hal ini didukung defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar.

Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.

Pada periode Oktober hingga 16 November 2020, investasi portofolio mencatat net inflows sebesar US$ 3,68 miliar.

Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Oktober 2020 tetap tinggi, yakni US$ 133,7 miliar, setara pembiayaan 9,7 bulan impor atau 9,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

"Ke depan, defisit transaksi berjalan keseluruhan tahun 2020 diprakirakan tetap rendah, di bawah 1,5% dari PDB. Pada 2021, defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap terkendali sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal," ujar dia.

Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) dolar AS hari ini tercatat Rp 14.167.


Hide Ads