Suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia disebut masih terlalu tinggi. Pasalnya, suku bunga KPR masih terlalu jauh dengan suku bunga acuan yang ada di Bank Indonesia (BI). Lalu bagaimana ya triknya supaya tidak terjebak dengan bunga KPR yang mencekik?
Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group (AAG) Andy Nugroho mengungkapkan harus memperhitungkan secara matang bunga dan biaya-biaya yang akan dikenakan saat proses KPR.
"Karena bunga rendah ini belum tentu membuat kita membayar cicilan KPR nya lebih murah juga," kata dia saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, contohnya jika ada bank yang memberikan bunga KPR rendah fix 2 tahun pertama, lalu tahun ketiga sampai selesai diberlakukan bunga mengambang, maka nasabah akan membayar total kredit yang besar nantinya.
Baca juga: Kenapa Bank 'Sulit' Turunkan Bunga KPR? |
"Yang ideal adalah kita bisa mendapatkan bunga fix untuk jangka waktu yang lama atau bahkan sampai lunas," jelas dia.
Menurut Andy, sebelum mengambil KPR calon nasabah bisa mengukur kemampuan finansial dalam melakukan pembayaran cicilan KPR. Misalnya dengan simulasi cicilan KPR.
Biasanya kalkulator simulasi ini biasanya disediakan juga oleh pihak bank atau fintech yang bekerja sama dengan bank. "Di website biasanya ada, sehingga kita tidak perlu datang ke kantor bank," jelasnya.
Terakhir harus memeriksa kredibilitas developer. Bisa dengan mencari developer yang bekerja sama dengan bank yang diinginkan untuk bunga KPR.