Harga bitcoin kembali bangkit dalam beberapa hari terakhir ke level US$ 40.000 atau sekitar Rp 560 juta (kurs Rp 14.000). Harga bitcoin sempat ke level tertingginya mendekati ke level US$ 42.000 sepekan lalu, kemudian jatuh ke sekitar US$ 30.000.
Mengutip CNN, Jumat (15/1/2021), pegerakan tersebut menggambarkan volatilitas bitcoin. Investor bitcoin akan mengikuti jika mata uang kripto itu mengalami kenaikan.
Bitcoin sendiri menguat karena mendapat dorongan dari pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Kemudian, didorong oleh ekspektasi jika Bank Sentral mempertahankan suku bunganya mendekati nol persen dalam beberapa tahun mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tengok Fakta Bitcoin yang Lagi Nyungsep |
Bitcoin juga mendapat dorongan dari lembaga keuangan BlackRock yang menyatakan bahwa bitcoin adalah emas versi abad ke-21. Lalu, PayPal dan Square yang memungkinkan penggunanya membeli dan mejual bitcoin.
Tak berhenti di situ, penguatan bitcoin juga didorong oleh investor top dunia seperti Mike Novogratz, Paul Tudor Jones dan Stanley Druckenmiller semuanya mendukung cryptocurrency.
Minat dari investor terkenal dan perusahaan besar adalah alasan pendukung bitcoin berpikir jika penguatan bitcoin ini berbeda dengan akhir tahun 2017. Saat itu, harga bitcoin hampir mencapai US$ 20.000 lalu jatuh ke sekitar US$ 3.500.
"Pada 2017, lonjakan (bitcoin) ini terutama didorong oleh investor ritel yang ingin mendapatkan uang dengan cepat. Sekarang, kami sebagian besar dapat menghubungkan pertumbuhan baru-baru ini dengan keterlibatan institusional berskala besar," kata Jai Bifulco, kepala komersial Kinesis, sebuah perusahaan emas dan mata uang kripto.
Baca juga: Usai Meroket, Harga Bitcoin Kini Anjlok 20% |