Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing yang masuk pasar keuangan sampai akhir Januari 2021 ini mencapai Rp 22,14 triliun. Khusus untuk data transaksi 25-28 Januari 2021 saja, aliran modal asing nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto sudah mencapai Rp 750 miliar, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp 20 miliar dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 55 miliar.
"Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto sebesar Rp 22,14 triliun," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Jumat (29/1/2021).
Sedangkan, untuk premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun ini tercatat naik ke 73,80 bps per 28 Januari 2021 dari 72,24 bps per 22 Januari 2021. CDS merupakan indikator yang kerap digunakan dalam mengukur risiko suatu negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain melaporkan soal aliran modal asing masuk, BI juga merangkum perkembangan nilai tukar rupiah dari 25-29 Januari 2021. Pada Kamis, 28 Januari 2021 Rupiah dibuka pada level (bid) Rp 14.050 per dolar AS. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,21%. DXY menguat ke level 90,46. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,045%.
Sedangkan, pada Jumat, 29 Januari 2021, Rupiah dibuka pada level (bid) Rp 14.035 per dolar AS dan yield SBN 10 tahun naik ke level 6,22%.
Tak hanya itu, BI juga menyampaikan soal perkembangan inflasi. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Januari 2021, perkembangan harga pada bulan Januari 2021 diperkirakan inflasi sebesar 0,34% (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Januari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,34% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,64% (yoy).
Penyumbang utama inflasi yaitu cabai rawit sebesar 0,10% (mtnm), tempe dan tahu masing-masing sebesar 0,03% (mtm), tarif angkutan antarkota sebesar 0,02% (mtm), kangkung, bayam, daging sapi, daging ayam ras, kacang panjang, cabai merah, ikan kembung, emas perhiasan, nasi dengan lauk dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar -0,06% (mtm) dan bawang merah sebesar -0,02% (mtm).
"Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," terang Erwin.