Rupiah diperkirakan mengalami penguatan tahun ini. Pasalnya, arus modal asing akan kembali masuk ke Indonesia.
Mengutip CNBC, Selasa (26/1/2021), sebelumnya rupiah melemah sekitar 1,1% terhadap dolar AS pada 2020. Pelemahan rupiah dipicu ketidakpastian ekonomi karena pandemi COVID-19.
Seiring dengan kondis tersebut, investor asing pun angkat kaki dari pasar keuangan negara berkembang, mencari tempat yang lebih aman.
"Secara fundamental rupiah kita masih undervalued sehingga ada potensi rupiah kita akan menguat dan stabil," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dikutip dari CNBC, Selasa (26/1/2021).
Ia menyebut sejumlah faktor yang bisa menopang penguatan rupiah, salah satunya inflasi yang rendah di Indonesia.
Selain itu, BI mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,75% pada pertemuan terakhir. Faktor lain yang mendukung rupiah adalah defisit transaksi berjalan yang rendah yang diperkirakan antara 1% hingga 2% terhadap produk domestik bruto tahun ini.
Selain itu, menurut Perry, pasar keuangan Indonesia menarik karena memberi potensi imbal hasil yang tinggi. Perry memperkirakan, dana yang masuk ke pasar keuangan Indonesia tahun ini sekitar US$ 19,6 miliar.
"Dengan nilai tukar yang secara fundamental di bawah, perbedaan suku bunga yang besar dan faktor-faktor positif lainnya, kami tetap yakin aliran portofolio asing akan masuk ke Indonesia," tutur Perry.
Baca juga: Jaga Rupiah, BI Ubah Mekanisme Kurs JISDOR |