Bank saat ini dituntut untuk berubah mengikuti perkembangan zaman. Teknologi akan sangat berperan untuk membantu meningkatkan kinerja bisnis dan efisiensi layanan.
SVP EMEA & APJ Tibco Software Erich Gerber mengungkapkan saat ini kebanyakan nasabah lebih menyukai bertransaksi melalui aplikasi mobile.
Hal ini karena nasabah menilai transaksi bisa lebih cepat dan fleksibel serta bisa digunakan kapanpun dan dimanapun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini sudah banyak nasabah yang melek teknologi dan perbankan diharapkan bisa terus mengarah ke digitalisasi," kata dia dalam laporannya, dikutip Minggu (31/1/2021).
Bank-bank yang tak segera bertransformasi bisa kalah dalam persaingan dan akhirnya ditinggalkan oleh nasabah.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan saat ini perbankan sangat wajib untuk memaksimalkan digitalisasi.
Menurut dia e-commerce tahun lalu diestimasi naik sebesar Rp 253 triliun dan tahun ini diestimasi mencapai Rp 337 triliun. Hal ini mencerminkan perdagangan online sangat luar biasa dan tumbuh 33,2%.
Kemudian uang elektronik tercatat tumbuh 32,3% dan mencapai Rp 266 triliun padahal proyeksinya di kisaran Rp 201 triliun. Menurut Perry, pandemi COVID-19 mempercepat digitalisasi ekonomi dan keuangan.
"Kemudian masalah digital banking, saya sudah berkali-kali ayo perbankan dan alhamdulillah sekitar 15 bank sangat agresif melakukan digitalisasi," kata dia.
Dia mengungkapkan dulu nasabah yang harus mendatangi bank saat membuka rekening, kredit atau pengiriman uang.
"Sekarang masyarakat inginnya transaksi hanya melalui HP di kamar mandi, kamar tidur, kafe. Mau buka rekening, transfer dan transaksi lain online semua dari HP," ujar dia.
(acd/dna)