Erick Thohir Beberkan Industri Keuangan Syariah RI Kalah dari Malaysia

Erick Thohir Beberkan Industri Keuangan Syariah RI Kalah dari Malaysia

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 09 Feb 2021 22:21 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono: Ilustrasi Menteri BUMN Erick Thohir
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir buka-bukaan kondisi ekonomi maupun keuangan syariah di Indonesia yang tertinggal dari Malaysia. Data menunjukkan, ekonomi syariah Indonesia berada di posisi 4, di bawah Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UAE). Sedangkan di pasar keuangan syariah, Indonesia berada di posisi 6 atau masih di bawah Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, dan Bahrain.

"Kalau saya lihat memang kan kita sering telat, kalau kita lihat Malaysia sendiri bicara ekonomi syariah itu mulai dari 1963. Kalau kita itu, Bank Muamalat 1991 berdiri, nah ini yang akhirnya ketelatan-ketelatan ini yang membuat kita juga kalah seperti data yang disampaikan," kata Erick Thohir Selasa (9/2/2021).

Meski masih tertinggal, Erick merasa optimistis Bank Syariah Indonesia (BSI) bisa melaju lebih kencang dan menjadi pemain utama di pasar domestik maupun kancah global. Dia menilai pandemi COVID-19 menjadi momentum bagi BSI untuk menjadi raksasa di sektor syariah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan di ekonomi syariahnya saja, tapi di industri lainnya. Nah ini yang kita coba lihat, momentum ini kita kekuatan sebagai bangsa ini marketnya," ujarnya.

Fakta seputar ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia tersebut disampaikan Erick Thohir dalam acara Business Talk Kompas TV. Erick melanjutkan Jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam adalah momentum yang harus terus dieksplorasi. Meskipun ke depannya BSI harus menjadi bank yang universal.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, Erick juga menyebut fundamental bank syariah pun tidak buruk jika dilihat pertumbuhannya yang masih lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. Dia menyebut angka pertumbuhan bank syariah berada di kisaran 17-18% sedangkan bank konvensional 11%.

"Jadi potensinya ada, tapi keberpihakan harus kita mulai lakukan," katanya.

"Keberpihakan bukan berarti kita menjadi tertutup, kita mau juga ekonomi syariah ini menjadi ekonomi inklusif seperti yang disampaikan Bapak Presiden, apakah mengenai finansialnya," tambahnya.

Langsung klik halaman berikutnya.

Jika dilihat dari pasar atau marketnya, Erick mencontohkan industri daging yang mana banyak negara jauh lebih banyak produksinya dibandingkan dengan Indonesia. Padahal, sektor makanan seperti itu menjadi potensi untuk ekonomi syariah mengembangkan industri daging di Indonesia.

Menurut Erick Thohir, dari total impor daging yang sekitar 1,5 juta ton setiap tahunnya bisa dikembangkan melalui pemotongan halal sehingga bisa menarik minat konsumen yang selama ini belum terjamah. Begitu juga dari sektor fesyen maupun make up.

"Ini menjadi dorongan dan di situlah fungsinya bank syariah, finansial syariah mendukung dan menciptakan pengusaha baru, UMKM, dan juga industrinya secara friendly, secara bersahabat," ungkapnya.

Oleh karena itu, pembentukan BSI menjadi kendaraan bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama di ekonomi maupun keuangan syariah baik domestik maupun global.

"Karena selama ini kita tidak pernah punya bank syariah yang masuk 10 besar di Indonesia dengan total aset Rp 240 triliun. Manajemennya kita pilih yang sangat profesional dan bisa mengembangkan itu," katanya.

"Makanya kita tidak sungkan-sungkan menargetkan di 2025 tidak hanya kita bermain di pasar Indonesia tapi mudah-mudahan juga kita besarnya bisa 10 besar dunia. Jadi ada KPI semuanya dan saya yakini ini menjadi positif dan ini yang akan kita terus kembangkan, BSI menjadi lokomotif dan fondasi awal," sambungnya.


Hide Ads