Strategi BRI Dukung Pemerintah Tingkatkan Inklusi Keuangan Indonesia

Strategi BRI Dukung Pemerintah Tingkatkan Inklusi Keuangan Indonesia

Inkana Putri - detikFinance
Rabu, 17 Mar 2021 11:30 WIB
BRI
Foto: BRI
Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk mendukung program pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia hingga 90% pada 2023-2024. Adapun target ini tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).

Untuk mendukung hal ini, BRI menetapkan visi untuk menjadi 'The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion' di tahun 2025. Melalui visi 'Champion of Financial Inclusion, BRI menilai pentingnya meningkatkan inklusi keuangan sehingga kesejahteraan masyarakat terutama pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga dapat meningkat.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, visi menjadi lembaga keuangan terdepan dalam mengimplementasikan inklusi keuangan telah dicanangkan pada akhir 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akhirnya menyusun visi yang baru, kami ingin menjadi The Most Valuable Banking Group in South-East Asia dan yang tadinya Home to The Best Talent kami ganti menjadi Champion of Financial Inclusion. Ini tujuannya adalah bagaimana kami berkontribusi kepada negara," ujar Sunarso dalam keterangan tertulis, Rabu (17/3/2021).

Melalui visi baru ini, BRI berupaya menjadi institusi jasa keuangan yang menciptakan peningkatan serta perluasan nilai (value) bagi seluruh masyarakat. Sunarso menyebut penciptaan nilai akan dilakukan bukan hanya dari sisi ekonomi, namun dalam berkontribusi sosial terhadap lingkungan.

ADVERTISEMENT

Terkait hal ini, BRI juga akan semakin berperan menjadi bank yang fokus membantu serta menyalurkan fasilitas dan pembiayaan kepada pelaku UMKM. Hal ini mengingat BRI sudah dikenal sebagai bank yang fokus melayani segmen UMKM dan nasabah ultra mikro.

Oleh karena itu, BRI berencana membangun dan meningkatkan ekosistem, struktur, dan sistem pelayanan terhadap nasabah, terutama pelaku UMKM. Perseroan juga membangun pusat data UMKM untuk mempermudah pemberian layanan serta pemetaan potensi UMKM se-Indonesia.

"Itu adalah syarat dan prasyarat untuk kita mentransformasi UMKM ini, baik dari sisi UMKM-nya sendiri, maupun dari sisi banknya, lembaga yang men-support UMKM. Supaya nanti kami bisa sama-sama berjalan berdasarkan cara kerja yang baru yang berbasis teknologi dan digital digital, itu semua butuh integrasi data," pungkas Sunarso.

Sebagai informasi, berdasarkan data hingga akhir 2020, portofolio kredit UMKM BRI telah mencapai 82,13% dari total pembiayaan yang disalurkan perusahaan. Upaya penyelamatan UMKM yang dilakukan BRI dan pemerintah juga terbukti positif. Hal ini terlihat dari pertumbuhan penyaluran kredit mikro BRI per Desember 2020 yang mencapai hingga 14,18% secara tahunan.




(mul/mpr)

Hide Ads