Erdogan Pecat Gubernur Bank Sentral, Lira Turki Anjlok 16%

Erdogan Pecat Gubernur Bank Sentral, Lira Turki Anjlok 16%

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 22 Mar 2021 08:17 WIB
President of Turkey Recep Tayyip Erdogan makes a statement after chairing the cabinet meeting in Ankara, on December 14, 2020. (Photo by Adem ALTAN / AFP)
Foto: AFP/ADEM ALTAN
Jakarta -

Presiden Turki Tayyip Erdogan membuat keputusan mengejutkan yakni memecat Gubernur Bank Sentral Turki Naci Agbal. Buntut dari pemecatan itu, nilai lira anjlok 16%, bahkan mendekati level terendah sepanjang masa.

Dilansir dari Reuters, Senin (22/3/2021), Agbal dikenal sebagai gubernur yang hawkish atau condong kepada kebijakan kenaikan suku bunga atau melakukan kebijakan moneter yang ketat. Sebaliknya, Erdogan kini mengangkat Sahap Kavcioglu, tokoh yang dinilai punya pemikiran kritis terhadap suku bunga yang tinggi.

Kavcioglu adalah mantan bankir dan anggota parlemen partai berkuasa. Dengan kebijakan ini, maka sudah ketiga kalinya Erdogan memecat gubernur bank sentral sejak pertengahan 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah ditunjuk, Kavcioglu berusaha untuk meredakan kekhawatiran atas aksi jual yang tajam dan poros dari kenaikan suku bunga. Ia pun menemui sejumlah CEO bank dan menyatakan dirinya tak akan merubah kebijakan yang sudah ada dalam waktu dekat.

Meski begitu, Goldman Sachs dan bank-bank lain memperkirakan lira dan aset Turki akan jatuh ketika pasar keuangan dibuka pekan ini, mengingat pandangan gubernur baru yang dovish, yaitu condong untuk menunda kenaikan suku bunga atau melakukan kebijakan moneter yang longgar.

ADVERTISEMENT

Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, yakni Jumat (19/3), lira turun lebih dari 16% pada 8,4 versus dolar, dari 7,2185. Angka ini di bawah rekor anjlok pada awal November 2020 lalu ketika mencapai rekor intraday di 8,58.

Likuiditas seringkali tipis di awal perdagangan, yang membesar-besarkan pergerakan. Tetapi para analis memperkirakan penurunan tajam mengingat penentangan keras Erdogan terhadap suku bunga tinggi dan campur tangan pemerintah terhadap kebijakan bank sentral telah membebani ekonomi negara selama bertahun-tahun.

Simak juga video 'Usai 7 Tahun, Turki Akhirnya Jalin Kerja Sama dengan Mesir':

[Gambas:Video 20detik]



Analis memandang penunjukkan Kavcioglu yang dipandang akan mengambil langkah yang jauh berbeda dengan Agbal akan mendorong Turki ke jurang krisis neraca pembayaran karena penyangga cadangan valuta asing (valas) yang habis.

Pemecatan Agbal dilakukan 2 hari setelah kenaikan suku bunga tajam. Kenaikan suku bunga dimaksudkan untuk mencegah inflasi hampir 16% dan lira yang menurun.

Dalam waktu kurang dari lima bulan bekerja sebagai gubernur bank sentral, Agbal telah menaikkan suku bunga sebesar 875 basis poin menjadi 19% dan mendapatkan kembali kredibilitas kebijakan saat lira bangkit dari titik nadirnya.

(vdl/fdl)

Hide Ads