Bos BI Yakin Ekonomi RI Tumbuh 5,3% di 2021, Caranya?

Bos BI Yakin Ekonomi RI Tumbuh 5,3% di 2021, Caranya?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 01 Apr 2021 18:30 WIB
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan lagi suku bunga acuannya. Kini BI 7 Days Repo Rate turun jadi 5,5%.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) optimis ekonomi Indonesia akan pulih tahun ini. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan ekonomi Indonesia akan kembali tumbuh positif ke level 4,3 - 5,3%.

"Saya memperkirakan tahun ini ekonomi kita akan lebih baik dari tahun lalu. Saya memperkirakan akan tumbuh 4,3-5,3%," kata Perry dalam webinar bersama Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Kamis (1/4/2021).

Menurutnya, hal itu bisa dicapai dengan sederet kebijakan yang dikeluarkan pihaknya. Dia mengatakan di sektor konsumsi BI telah memberikan relaksasi besar-besaran pada sektor kredit rumah dan kendaraan motor dengan DP 0%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sektor perbankan, pihaknya telah menurunkan suku bunga kredit. Menurutnya, BI telah menurunkan suku bunga terendah ke angka 3,5%.

Perry juga mengatakan pihaknya pun melakukan pelonggaran likuiditas perbankan alias kebijakan quantitative easing. Perry menjelaskan jumlah pelonggaran likuiditas yang dilakukan sebesar Rp 776 triliun. Jumlah itu menurutnya menjadi yang terbesar di antara negara berkembang lainnya.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah turunkan suku bunga, menjadi terendah jadi 3,5%. Kami juga pastikan likuiditas perbankan longgar. Quantitative easing kami lakukan Rp 776 triliun, terbesar di antara emerging market," papar Perry.

Dia melanjutkan, BI juga melakukan upaya membantu ketersediaan APBN. Caranya dengan melakukan burden sharing melalui pembelian surat utang negara.

Tahun lalu, Perry menjelaskan total upaya burden sharing yang dilakukan mencapai Rp 473,4 triliun. Sementara itu, di tahun ini hingga 16 Maret saja sudah ada upaya pembelian surat utang lanjutan yang mencapai Rp 65 triliun.

"Kami juga bersama-sama dengan Menkeu antara kebijakan fiskal dan monetary yang erat. Antara lain partisipasi BI untuk pendanaan APBN untuk tahun 2020 maupun 2021. Tahun lalu kami lakukan pendanaan Rp 473,4 triliun dalam mekanisme burden sharing, lalu sampai 16 Maret tahun ini Rp 65 triliun," jelas Perry.

Pada kesempatan sebelumnya, Perry juga sempat memaparkan beberapa sinyal pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apa saja?

Pemulihan ekonomi di 2021, menurut Perry datang dari kinerja ekonomi yang sejauh ini trennya positif dan yang kabar baiknya itu didukung oleh membaiknya dan pemulihan ekonomi global. Ekspor juga tidak lagi bergantung pada komoditas primer tetapi juga manufaktur.

"Ekspor kita sekarang tidak hanya tentang komoditas primer tetapi juga manufaktur," sebut Perry dalam webinar MNC Group Investor Forum 2021, Rabu (3/3/2021).

Faktor lain yang diyakini dapat menumbuhkan ekonomi di kisaran 5% yaitu adanya stimulus yang tidak hanya untuk konsumsi swasta, serta digenjotnya pembangunan infrastruktur di 2021.

"Didukung sekali lagi dengan membaiknya pemulihan ekonomi, kinerja ekspor yang lebih baik serta dukungan portofolio yang berkelanjutan, dan sekaligus arus investasi. Kami juga mendorong pembiayaan bank untuk mendukung pemulihan ekonomi, termasuk ke sektor bisnis. Kami melihat pinjaman bank tumbuh sekitar 5 sampai 7%," papar Perry.

Secara keseluruhan, stabilitas sistem keuangan juga tetap terjaga dengan rasio kecukupan modal yang sangat tinggi, serta kredit bermasalah yang terus dijaga.

Pemerintah juga mulai mendorong program vaksinasi virus Corona (COVID-19). Hal itu akan turut mengerek pertimbangan ekonomi Indonesia di tahun ini.


Hide Ads