Yusrah Zaenong dan Sugiono adalah pasangan suami istri asal Kota Palu, Sulawesi Tengah yang menjadi salah satu agen BRILink. Sebelum memutuskan menjadi agen bank, pasutri ini mengelola sebuah toko kelontong.
Usaha ini tak banyak dapat meningkatkan taraf hidup karena harus bersaing secara langsung dengan toko ritel modern. Bahkan, Sugiono yang menjalani sampingan sebagai servis kendaraan panggilan tetap tak mampu untuk menambah biaya kebutuhan dapur.
Namun, hidup mereka berputar 180 derajat, usai Yusrah mendapat tawaran menjadi agen BRILink. Pada awalnya ia ragu, namun kemauannya untuk membuka diri menjadi awal cerita indah dalam perjalanan usahanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya anggap ini peluang, jadi saya coba jalani saja," ujar Yusrah dalam keterangan tertulis, Minggu (27/6/2021).
Dia bercerita, saat pertama menjadi Agen BRILink, mereka masih tetap harus menjalankan bisnis kelontongnya. Kendati demikian, hanya selang beberapa bulan kemudian, Yusrah dan keluarga sudah mulai merasakan peningkatan omzet yang lumayan dari 'berjualan' jasa transfer dan setor tunai.
Alhasil, mereka pun memutuskan menghentikan bisnis kelontong dan fokus menjadi Agen BRILink. Mereka pun rela untuk jemput bola, membantu transaksi masyarakat di rumah-rumah. Seiring berjalan waktu, masyarakat mulai mengenal dan nasabah justru datang dengan sendirinya.
"Dulu saya menerima segala jenis layanan, termasuk pembayaran pembiayaan, listrik, BPJS dan lain sebagainya. Kini saya hanya fokus pada transaksi perbankan saja," jelasnya.
Mereka kini mengurusi 100 lebih nasabah BRI dalam sehari di bangunan berukuran 4x3 meter persegi depan rumahnya, Jalan Jati, Kelurahan Nunu, Kecamatan Tetanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Tujuh tahun menjadi Agen BRILink, Yusrah cukup senang karena telah mampu membeli satu unit mobil dan sebidang tanah seharga ratusan juta di samping rumahnya. Bahkan tanah tersebut tengah dibangunkan rumah.
Selama menjadi Agen BRILink, Yusrah bahkan juga punya memiliki tips khusus untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah dan konsumen.
"Terkadang ada agen tutup saat ada konsumen yang datang, itu karena ia juga menjalani pekerjaan lainnya. Hal ini kami hindari. Kami buka tiap Senin-Sabtu pukul 08.00 sampai pukul 17.30 Wita, dan pelanggan sudah tahu jadwal itu," ucapnya.
Tak hanya itu, di hari Minggu kios milik Yusrah tetap memberikan pelayanan di malam hari.
"Saya tetap buka Minggu karena kalau tutup terlalu lama, nasabah biasa gedor-gedor pintu," tutur Yusrah.
Agen BRILink merupakan perpanjangan tangan dari Bank BRI dan pemerintah yang memberikan solusi bagi banyak pelaku mikro. Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan peningkatan inklusi keuangan masyarakat menjadi bagian dari visi perusahaan. Alasannya, perbaikan inklusi keuangan masyarakat membuat peluang kesejahteraan ekonomi mereka meningkat semakin terbuka.
"Melihat fakta masih banyaknya masyarakat Indonesia yang belum memiliki bank, maka kita upayakan untuk menginklusi mereka. Kami punya juga target bagaimana agar pengusaha mikro ini naik kelas ke atas. Jadi BRI ke depan, bukan (fokus) ke atas tetapi lebih penetrasi ke bawah untuk mengembangkan nasabah mikro dan ultra mikro," ujarnya.
Secara garis besar, Agen BRILink memberi tiga pelayanan utama bagi masyarakat. Pertama, berperan sebagai agen laku pandai untuk meningkatkan inklusi keuangan. Kedua, Agen BRILink berperan sebagai kepanjangan tangan perbankan untuk melayani nasabah.
Melalui Agen BRILink, nasabah bisa melakukan transaksi seperti tarik uang, transfer, hingga membayar beragam tagihan tanpa harus ke bank, ATM, atau menggunakan aplikasi mobile banking. Ketiga, Agen BRILink juga menjadi solusi bagi masyarakat yang hendak mendapat penghasilan tambahan.
BRI meyakini kehadiran Agen BRILink sebagai membawa dampak ekonomis maupun non-ekonomis bagi masyarakat. Agen BRILink yang kini tersebar di 55 ribu desa di Tanah Air telah turut berperan dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi.
(akn/hns)