Nixon menuturkan, minat pembelian rumah khususnya untuk rumah subsidi masih tetap terjaga selama pandemi COVID-19. Permintaan juga masih tumbuh untuk rumah non subsidi dengan harga sekitar Rp 300 juta.
Menurut dia rumah adalah kebutuhan pokok, apalagi permintaan rumah juga didorong adanya pernikahan baru setiap tahunnya. "Walaupun pandemi orang tetap akan membeli rumah terutama untuk ditempati bagi pasangan baru, jadi yang mau beli rumah tetap ada," tegasnya.
Sekadar informasi, Kementerian BUMN mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2 triliun untuk BTN. Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan nilai usulan PMN untuk BTN pada 2022 adalah Rp 2 triliun. "BTN Rp 2 triliun, ada pengembangan bisnis," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Obral Rumah Dan Ruko Murah, Ini Rinciannya! |
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, dari sisi modal, BTN merupakan salah satu yang paling rendah di antara bank-bank dalam skala yang sama atau di antara peers. Dalam beberapa tahun terakhir, perseroan lebih mengandalkan capital tier 2 dengan penerbitan bond.
"Oleh karena itu, pemerintah ingin melakukan penguatan modal, terlebih BTN merupakan bank prioritas karena menjadi penyalur perumahan subsidi FLPP," katanya.
Menurut Kartika, usulan awal adalah rights issue dengan dengan total penghimpunan Rp 5 triliun dan PMN di kisaran Rp 3 triliun. Namun, pihaknya mempertimbangkan opsi rights issue Rp 5 triliun dengan PMN Rp 2 triliun atau dengan opsi lainnya, yakni right issue di Rp 3,3 triliun dengan PMN tetap di kisaran Rp 2 triliun.
Opsi tersebut untuk mempertahankan porsi kepemilikan pemerintah dan diharapkan pemegang saham lain juga turut serta dalam rights issue tersebut.
Selanjutnya, BTN masuk dalam prioritas karena pemerintah ingin perseroan tetap aktif melaksanakan program FLPP pemerintah untuk mendukung program sejuta rumah. "Ini krusial khususnya pasca COVID-19 diharapkan dapat mendorong perumahan subsidi dengan target 1 juta rumah yang dibeli masyarakat," jelas dia.
(kil/ara)