Akad atau perjanjian kredit antara Jusuf Hamka dengan bank syariah swasta yang melibatkan konsorsium bank daerah adalah murabaha (jual beli) yang tenornya sudah fix. Karena itu, ketika di tengah jalan dia akan melunasi semua utangnya, perlu negosiasi khusus. Sebab BPD yang masuk dalam konsorsium tidak bisa begitu saja memberikan keringanan seperti yang diminta Jusuf Hamka.
"Pihak bank kan diperiksa BPK, bisa terkena delik merugikan negara bila memenuhi begitu saja. Sebaliknya Pak Jusuf Hamka justru merasa diperas ketika dikenai penalti," kata Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Iggi Haruman Achsien kepada Tim Blak-blakan detikcom, Selasa (27/7/2021).
Dia mengaku telah berdiskusi dengan Jusuf Hamka membahas persoalan tersebut melalui zoom, Sabtu lalu. Dalam diskusi, pengusaha jalan tol itu akhirnya bersedia meminta maaf karena pernyataannya bisa merugikan industri bank syariah secara luas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penilaian dia bahwa bank syariah kejam, zalim dan seperti lintah darat sudah kami anggap tidak ada. Kalau dipahami dengan benar, bank syariah itu jauh dari kejam, kok," tegas Iggi.
Ia juga menegaskan bahwa permintaan maaf Jusuf Hamka itu dilakukan atas kesadaran sendiri, tanpa paksaan dan tekanan. "Memangnya saya siapa bisa menekan dan mengancam. Waktu ngezoom juga saya gak bawa golok," seloroh peraih MBA dari ITB dan Aalto University, Finlandia itu.
Para pengurus MES yang terdiri dari para tokoh terkemuka, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Ketua DPR Puan Maharani, kata Iggi, siap memediasi perbedaan sudut pandang Jusuf Hamka dengan para pihak di bank syariah swasta.
Dari kasus ini, Iggi yang pernah menjadi Kepala Bidang Pasar Modal Syariah Dewan Syariah Nasional dan Komisaris Bank Muamalat itu mengakui perlunya dilakukan sosialisasi lebih intens terkait industri syariah di Tanah Air. Sebab pemahaman para pelaku dan masyarakat masih belum sepenuhnya sama.
Pada bagian lain, Iggi Haruman Achsien menjelaskan perbedaan prinsip antara bisnis syariah dan konvensional. Dia juga memaparkan latar kian bertumbuhnya industri syariah di dunia, dan alasan Indonesia masih kalah dari Malaysia terkait industri ini. Selengkapnya, saksikan video Blak-blakan Iggi Haruman Achsien.