Proses migrasi rekening atau penyatuan sistem dari Bank Syariah Mandiri (BSM), BRI Syariah dan BNI Syariah ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah mencapai sekitar 80%. Proses migrasi sempat terhambat karena pemberlakuan PPKM darurat.
Direktur Utama BSI Hery Gunardy menjelaskan, jumlah rekening dari ketiga bank yang kemudian dimerger menjadi BSI ini sekitar 15 juta rekening. BSM memiliki rekening dengan jumlah sekitar separuhnya yakni 7 juta rekening. Sisanya sekitar 7,5 juta hingga 8 juta merupakan rekening BRI Syariah dan BNI Syariah.
"Jadi tanggal 1 Februari 2021 secara otomatis semua cabang BSM berubah menjadi cabang BSI tanpa perlu adanya rollout dengan otomatis 7 juta rekening nasabah eks BSM itu secara otomatis berubah menjadi rekening cabang ataupun nasabah BSI," katanya dalam konferensi pers, Jumat (30/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya pun kemudian bertahap menyelesaikan migrasi rekening eks BRI Syariah dan BNI Syariah. Dia bilang, tiga kantor cabang yakni Falatehan, Kebon Keruk, dan Serpong dijadikan sebagai pilot project.
Pada April 2021, integrasi kemudian dilakukan untuk Indonesia bagian timur meliputi Makassar, Ambon, hingga Papua. Proses ini sudah selesai. Mei 2021, integrasi dilakukan di Jawa Tengah dan kota-kota sekitarnya. Proses ini pun sudah selesai.
"Di bulan Juni itu adalah rollout yang cukup menantang kita menyelesaikan tiga kota besar, di Aceh, Sumatera Utara, Medan, dan Sumatera Selatan. Sumatera Selatan sangat luas cakupannya ada Lampung, Bengkulu, Jambi, Padang dan seterusnya termasuk Palembang. Alhamdulillah ini juga sudah selesai," terangnya.
Integrasi BSI tahap akhir yakni Juli-Agustus menyasar Jakarta, Jawa Timur dan Kalimantan.
"Harapannya kita dan harapan stakeholder juga Insyaallah di bulan Agustus sudah selesai semua Jakarta, Jawa Timur dan juga Kalimantan. Sekarang on going progres mungkin prosesnya sudah sekitar 80%-an integrasi itu terjadi," katanya.
Kapan paling lambat nasabah bisa menukarkan buku rekening? Klik halaman berikutnya.